Aku mengernyitkan dahiku. Mencibirkan bibir sembari memutar bola mata. "Ada Aang, sahabat Katara. Kau mau dengannya?"
"Aang? Apa dia wanita?"
Aku menggelengkan kepala sembari menahan tawa.
"Apa aku terlihat seperti laki-laki yang tidak normal?"
"Hmm ..." Aku memutar bola mata sembari berpikir.
Minato menjepit hidungku dengan jari telunjuk dan jari tengahnya. "Kamu tuh gemesin banget sih!?"
"Apaan sih? Sakit tau!" Aku mengelus hidungku yang terasa sakit.
"Hehehe. Jadi, gimana?"
"Gimana apanya?"
"Surat untuk sahabat penamu itu?"
"Dia tidak akan lagi membalas suratku. Aku akan menunggunya membalas surat-surat itu."