Mohon tunggu...
susi respati setyorini
susi respati setyorini Mohon Tunggu... Guru - penulis

Pengajar yang gemar menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Waktu yang Kembali

27 Januari 2021   07:24 Diperbarui: 29 Januari 2021   12:47 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam makin pekat. Kelelahan juga menyerang tubuhku. Rasanya aku tidak sanggup untuk membersihkan kamar ini sekarang. Aku butuh istirahat setelah menempuh perjalanan dari Surabaya pagi tadi. Akan tetapi di sini tidak ada hotel untuk menginap.

Saat aku bimbang, aku merasakan tanganku ada yang menyentuh. Aku terkesiap. Bola mataku membulat karena terkejut. Aku yakin ada yang menyentuh tanganku, tetapi aku tak melihat jelas ada manusia di sampingku. Sekalipun dalam keremangan aku pastikan saat ini sedang sendirian.

Tiba-tiba pintu depan diketuk beruntun. Jantungku makin berdebar kuat. Peluh mulai membasahi kening. Aku masih bergeming dan mencoba mengamati pintu depan dengan mata yang kubuka lebar. Siapa gerangan bertamu di saat rumah dalam kondisi gelap gulita. Pintu depan kembali diketuk, tetapi kali ini ada suara memanggil namaku. Aku sedikit lega. Minimal aku mendengar suara seseorang yang mengenaliku. Aku berjalan cepat membuka pintu.

"Mbak Mayang ...."

Dengan napas memburu aku mendapati Bapak yang tadi mengantarku. Aku berusaha mengatur napas. Tanpa bicara lagi, aku masuk ke dalam untuk mengambil tasku dan keluar.

"Pak, boleh saya menginap di rumah Bapak malam ini?" pintaku.

"Mbak Mayang kenapa?"

"Ayo, Pak. Nanti saya ceritakan."

***

Surya menunjukkan wajahnya beserta sinarnya yang menghangatkan. Melalui celah sempit sinarnya menerobos masuk ke kamar. Aku terbangun, memicingkan kedua mataku yang mengenai wajahku. Aku menggeliat dan mengumpulkan kesadaranku. Kembali aku mengingat apa yang telah terjadi malam tadi. Sentuhan itu ... ah, itu nyata sekali.

Aku bangun dari kasur. Membuka jendela dan mengirup udara segar. Otakku kembali mengingat kejadian semalam. Bulu kudukku meremang. Mendadak dingin menjalari seluruh tubuhku hingga aku mematung tak sanggup menoleh. Kembali aku merasakan seseorang sedang berdiri di belakangku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun