Mohon tunggu...
Rihadatul Aisy
Rihadatul Aisy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nim: 43222010037 Jurusan: Akuntansi Kampus: Universitas Mercu Buana Dosen pengampu: Prof. Apollo Dr, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Quiz - Diskursus Behavioral Conditioning Ivan Pavlov dan Fenomena Kejahatan Korupsi di Indonesia

14 Desember 2023   06:53 Diperbarui: 15 Desember 2023   07:56 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dibuat oleh penulis

Apa itu Behavioral Conditioning

Behavioral merupakan ungkapan yang digunakan dalam kajian atau analisis psikologi untuk merujuk pada aspek perilaku individu. Mengacu pada pengamatan, pemahaman dan kajian terhadap tingkah laku manusia atau hewan dalam bentuk tindakan, aktivitas atau reaksi yang dapat diamati secara objektif. Pendekatan perilaku sering berfokus pada bagaimana faktor lingkungan dan pengalaman mempengaruhi perkembangan perilaku dan bagaimana perilaku dapat dimodifikasi atau diubah  melalui pelatihan atau terapi perilaku.

Tujuan dari pendekatan perilaku adalah untuk mengidentifikasi pola perilaku yang dapat diamati dan diukur secara objektif, dan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku. Metode perilaku  juga melibatkan penerapan prinsip-prinsip pembelajaran untuk memahami perilaku manusia.

Pengondisian perilaku, atau behavioral conditioning, merupakan suatu konsep psikologis dalam belajar, dimana perilaku manusia diubah atau dipengaruhi melalui pengalaman berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Konsep ini ditemukan dan dikembangkan oleh Ivan Pavlov.  Pavlov melakukan penelitian pada anjing untuk memahami bagaimana perilaku dapat dipengaruhi dan diubah dengan menciptakan hubungan antara stimulus dan respons. Kontribusi penting Pavlov terhadap perkembangan perilaku adalah menunjukkan bahwa pembentukan asosiasi antara rangsangan dan respons dapat mempengaruhi  dan mengubah perilaku. Hasilnya membantu untuk memahami bagaimana pembelajaran terjadi dengan membentuk asosiasi dari rangsangan netral ke rangsangan yang menimbulkan respons.

Teori pengkondisian perilaku  Pavlov menjadi landasan penting  psikologi perilaku dan membuka jalan bagi penelitian dan penerapan lebih lanjut di bidang psikologi.  Dalam eksperimennya, ia menemukan bahwa perilaku dapat dibentuk dengan belajar berdasarkan rangsangan tertentu. Misalnya, Ketika Pavlov menyuruh anjing untuk  mengasosiasikan sebuah lonceng dengan makanan. Pavlov menemukan bahwa anjing secara alami mengeluarkan air liur ketika menerima makanan (refleks air liur). Pavlov kemudian memberikan anjingnya kondisi stimulus netral, yaitu suara lonceng, sebelum memberinya makanan. Setelah beberapa kali pengulangan, Pavlov memperhatikan bahwa anjing  mengeluarkan air liur ketika mereka mendengar suara lonceng sendirian tanpa  makanan.

Apa Itu Kejahatan Korupsi?

Kejahatan korupsi atau lebih dikenbal dengan Tindak pidana korupsi adalah penyalahgunaan kekuasaan atau jabatan secara tidak jujur dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi atau kelompok tertentu. Hal ini dapat berlaku bagi mereka yang mempunyai otoritas publik, seperti pegawai negeri sipil, politisi dan pejabat publik lainnya. Korupsi mempunyai dampak negatif terhadap masyarakat secara umum, termasuk menghambat pembangunan ekonomi, melemahkan supremasi hukum, dan melemahkan upaya pengentasan kemiskinan.  Fenomena  korupsi merupakan permasalahan global yang mempunyai dampak buruk terhadap pemerintah, perekonomian dan masyarakat secara keseluruhan. Ini mencakup hal-hal seperti penyuapan, pencucian uang, pemerasan, nepotisme, dan penyuapan.

Mengapa  teori Pengondisian Perilaku Ivan Pavlov harus kita kaitkan dengan fenomena kejahatan korupsi di Indonesia? 

Sebelum itu, kita harus memahami terlebih dahulu  bagaimana dan mengapa perilaku korupsi berkembang. Korupsi bukanlah suatu sifat bawaan seseorang, melainkan suatu perilaku yang dipelajari dan dikondisikan oleh faktor lingkungan sosial dan budaya tertentu.  Dengan memahami bagaimana insentif dan pembelajaran dapat mempengaruhi perkembangan perilaku korupsi, kita dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang mendorong  korupsi di Indonesia. Hal ini memungkinkan kita untuk mengembangkan strategi pencegahan yang lebih efektif.

Jika kita ingin menciptakan lingkungan yang bebas  korupsi, kita perlu memahami mengapa perilaku korupsi terjadi dan bagaimana kita dapat mengubahnya melalui pengondisian positif. Konsep pembentukan asosiasi antara rangsangan dan respons yang dikembangkan oleh Ivan Pavlov dalam pengondisian perilaku, dapat memberikan wawasan tentang bagaimana perilaku dan perilaku manusia dapat dipengaruhi dan dipelajari dengan membuat asosiasi terhadap rangsangan tertentu.

Berdasarkan percobaan tersebut, pemanfaatan hewan yaitu anjing dikaitkan dengan seseorang yang melakukan perbuatan korupsi, sama saja dengan perilaku buruk. Ibarat orang-orang korup yang diberi kebebasan memerintah namun tidak bertanggung jawab  dan  tidak puas dengan prestasinya. Dalam konteks kejahatan korupsi, perkembangan perilaku korupsi dapat dipahami sebagai interaksi antara insentif yang mendorong korupsi misalnya peluang untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan respons terhadap korupsi atau tindakan  itu sendiri. Munculnya asosiasi-asosiasi tersebut dapat dipicu, misalnya, oleh  rendahnya gaji pegawai sektor publik, budaya yang menoleransi korupsi, dan sistem yang kurang transparan dan bertanggung jawab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun