"Tadi malam kau sempat mempraktekkannya?" kejar Matdirin.
"Sempat! Cukup menarik, tapi membuatku kuwalat!" jawabku.
"Kok bisa begitu?" Matdirin tertawa.
"Barusan ketika bersua sesuai janji dengan yang kukusip, ternyata dia jelek."
"Tapi berjenis kelamin perempuan, kan?" kelakar Bokor.
"Setan! Kau pikir aku penikmat banci!"Â
Pecah tawa di antara kami.Â
Kutanyakan kepada mereka di mana Bari. Kata mereka sudah mendengkur di kamar.Â
"Eh, kalian tahu tidak kalau dulu pihak kolinial Belanda selalu menginap, berpesta-pesta di pasanggrahan ini?" tanya Matdirin.
"Tahu! Aku melihat beberapa photo orang Belanda di balairung pasanggarahan," jawabku. "Kenapa rupanya?"
Matdirin menyipitkan matanya yang sudah benar-benar sipit dari sananya. Aku dan Bokor menarik kursi merapati Matdirin. Kelihatannya teman yang satu ini cukup serius.Â