Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - Menebus bait

Karyawan swasta dan penulis. Menulis sejak 1989 sampai sekarang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Cerita Tentang Hujan] Hujan Bulan Februari

8 Februari 2020   05:31 Diperbarui: 24 Agustus 2020   06:35 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi : pixabay

Hasilnya, Mardi hanya bisa mengacungkan tinju ke arah mobil brengsek itu. Hasil lainnya, dia terpaksa menerima omelan kepala bengkel. Hari pertama kerja sudah terlambat. Bagaimana dia bisa lolos masa percobaan selama tiga bulan?

Hari itu memang hari sialnya. Dia benci hujan. Andai saja hujan tak turun semalaman, mungkin dia bisa bangun cepat. Andai saja hujan tak membuat genangan air di jalan, dia barangkali tak berurusan dengan mobil brengsek itu. Awas pembalasan Mardi! Belum tahu, dia itu jago karate. Kesal, Mardi menghantam ban motor yang sedang dia perbaiki.

"Apalagi?" Kepala bengkel melotot.

"Eh, aku teringat lagi latihan karate."

"Gundulmu! Kerja yang benar!"

Mardi salah tingkah. Masih muda kok pemarah! Cepat tua tahu!

Seseorang mengintip Mardi dari jendela kaca sambil tersenyum.

***

Mardi masih kesal senja itu. Daripada merutuk terus, dia memilih rebahan sambil bersiul-siul menyenangkan hati. Tantangan bekerja adalah hari pertama. Jika enjoy melakukannya, mudah-mudahan ke depan berjalan baik-baik saja

"Eh, pamali selepas ashar tiduran." Mak mengomel lagi. Wajahnya menyembul di sela pintu. Mardi hampir tertawa melihat perempuan itu maskeran. Ternyata dia juga ingin terlihat cantik. Bukankah cantik itu luka? Entah di mana Mardi pernah membaca kalimat itu. "Bantu Mak belanja mangga muda, ya?" Akhirnya Mardi menelan rasa ingin tertawanya.

"Mangga muda? Jam segini pasar sudah tutup, Mak." Jurus ngeles Mardi mulai keluar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun