Ternyata naik gunung tak semudah dalam bayangan. Pegal dan mengapa lama, untuk sampai puncak itu lama. Beberapa kali kita beristirahat di pos-pos peristirahatan. Untung saja fisikku kuat karena sering olahraga lari. Dan itu sangat berpengaruh.
***
Kita sampai ke puncak gunung sekitar pukul 04.00 WIB. Menunggu sunset datang bersama rombongan.
"Citra mengapa di sini banyak sekali orang?." Tanyaku, karena aku berpikir bagaimana jika nanti aku berteriak dan banyak orang yang mendengarku.
"Soalnya berpas-pasan tanggal 17 Agustus juga, jadi banyak yang mengabadikan momen kemerdekaan di atas gunung. Biasanya berpose sambil memegang bendera merah putih." Jawabnya.
"Oh begitu, apakah aku boleh berteriak di sini?." Tanyaku.
"Untuk apa kamu berteriak?." Tanyanya, sambil tertawa keras sekali.
"Aku sedang merindukan seseorang Citra, makanya aku ingin mendaki. Karena dengan cara berteriak di atas gunung, rinduku padanya dapat terobati." Kataku.
"Ya sudah kita cari tempat yang sepi saja." Ajaknya.
"Oke." Kataku.
Kita berdua mencari-cari tempat yang sepi. Dari kejauhan terlihat pak Gunawan yang tadi mengobrol denganku di perjalanan. Ia sedang duduk sendiri.