"Semua." Kataku sambil tersenyum.
"Hm ya sudah satu persatu, yang mana dulu?." Tanyanya sambil menepuk jidat.
"Sebenarnya mimpi yang kamu alami ada hubungannya dengan kejadian yang kamu alami dalam hidup. Apakah aku boleh menyangkutkannya?." Tanya Anjar.
"Boleh, tegur saja aku bila salah. Aku ingin bertanya mengapa lilin dalam mimpi tidak padam padahal aku bawa berjalan, berlari?." Tanyaku.
"Lilin bagaikan penerang atau bisa juga di katakan sebagai perbuatan baik yang menerangi. Kamu bekerja sebagai penulis yang dapat memotivasi banyak orang, memberi semangat dan inspirasi kebaikan untuk pembaca. Mungkin itu bentuk kebaikan yang sudah kamu perbuat." Kata Anjar.
"Oke, dapat dipahami. Mengapa dalam mimpi suasana begitu gelap.? Tanyaku.
"Itu artinya banyak orang sekitar yang membutuhkan bantuanmu, membutuhkan uluran tanganmu. Mereka sedang dilanda kegelapan atau permasalahan." Katanya sambil tersenyum.
"Masa sih?." Tanyaku.
"Ya sudah, jangan bertanya lagi." Katanya serius.
"Hm iya, mengapa wanita misterius dalam mimpi itu menangis.?" Tanyaku.
"Sesuai dengan perkataanku tadi. Ada orang sekitarmu yang membutuhkan pertolonganmu. Sampai menangis loh, kamu tidak kasihan?" Katanya sambil tertawa.