"Maaf ya aku bukan penafsir mimpi. Wajar saja jika kamu mimpi buruk. Semua orang mengalaminya." Katanya sambil tertawa.
"Tapi ini berbeda Anjar, mungkin kamu dapat sedikit menenangkan kegelisahanku." Kataku serius.
"Iya, mukanya jangan terlalu serius dong. Santai. Silahkan bercerita." Katanya, aku langsung menceritakan semuanya termasuk arti munafik yang aku temukan di google.
"Jadi menurutmu bagaimana? apakah kamu mengerti? Apakah kamu dapat menjelaskan satu persatu? Apakah aku si munafik itu Anjar?" Kataku, memaksa agar Anjar cepat menjelaskan semuanya.
"Oke, aku tahu mengapa kamu bisa bermimpi seperti itu. Bukan karena kamu munafik, tapi karena kamu sedang memiliki masalah. Kamu terus memikirkan masalah tersebut dan alam bawah sadarmu mengungkapkan itu semua dalam mimpi." Katanya.
"Maksudnya? Aku tidak mengerti Anjar, aku sedang tidak mempunyai masalah." Kataku sambil berpikir.
"Kamu bohong." Katanya serius.
"Memang sebulan yang lalu ada seseorang yang membenciku. Ia sering menyindir keburukanku di media sosial." Kataku.
"Sudah selesai, jadi permasalahanmu hanya itu. Tidak ada hubungannya dengan agama. Lupakan saja agar kamu tidak mimpi buruk lagi." Katanya.
"Tapi Anjar, aku ingin tahu penjelasan mimpi yang aku alami. Kejadian-kejadian yang aku alami dalam mimpi" Kataku.
"Oke, kejadian mana yang membuatmu penasaran?" Tanya Anjar.