Mohon tunggu...
RICKY MARDIANTO
RICKY MARDIANTO Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa PPG Prajabatan Gelombang 2 Tahun 2023

Saat ini saya sedang menempuh pendidikan profesi guru prajabatan gelombang 2 tahun 2023 di Universitas PGRI Madiun jurusan matematika.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan dan Nilai Sosial Budaya: Konsep dan Kontribusi Ki Hadjar Dewantara

9 Februari 2024   20:14 Diperbarui: 9 Februari 2024   21:22 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PEMBELAJARAN INKLUSIF DAN KONTEKSTUAL MATERI FUNGSI KUADRAT

Materi                                     : Fungsi Kuadrat

Pendekatan Pembelajaran      : Kontekstual

Tujuan :

  • Menghasilkan pembelajaran inklusi dan kontekstual pada materi fungsi kuadrat.
  • Menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan berpihak kepada peserta didik.
  • Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam materi fungsi kuadrat.

Langkah -- langkah :

  • Mengidentifikasi karakteristik dan kebutuhan peserta didik
  • Melalui observasi dan tes awal kepada peserta didik sehingga diperoleh gaya belajar, minat, dan tingkat kemampuan peserta didik termasuk peserta didik dengan kebutuhan khusus.
  • Merancang Pembelajaran Inklusif
  • Menentukan tujuan pembelajaran sesuai dengan kaidah ABCD
  • Contoh.
  • Peserta didik mampu memahami unsur -- unsur dan sifat -- sifat fungsi kuadrat melalui ppt, geogebra dan diskusi dengan benar.
  • Menentukan konten yang relevan dengan lingkungan sekitar dan kehidupan sehari -- hari.
  • Contoh.
  • Memberikan suatu gambaran mengenai bentuk tiang jembatan dan bola dilembar melambung ke atas.
  • Menyusun kegaitan belajar yang beragam dan mengakomodasi berbagai gaya belajar peserta didik.
  • Contoh.
  • Menyediakan kegiatan belajar individu, kelompok, dan kooperatif berpasangan menggunakan media pembelajaran seperti Gambar, Video Pembelajaran, Geogebra,  dan Kuis melalui quiziz.
  • Menyediakan alternatif penilaian yang sesuai.
  • Contoh.
  • Menggunakan berbagai bentuk penilaian seperti tes, observasi, presentasi, dan proyek.
  • Implementasi Pembelajaran Kontekstual
  • Menghubungkan konsep fungsi kuadrat dengan contoh -- contoh konkret di kehidupan sehari -- hari.
  • Contoh.
  • Memberikan suatu gambar jembatan dan bola yang dilembar membentuk suatu parabola. Peserta didik diajak untuk mencari titik titik dari lintasan atau bentuk dari gambar yang diberikan.
  • Memanfaatkan teknologi dan media pembelajaran yang menarik.
  • Contoh.
  • Peserta diberikan video apersepsi yaitu video pembelajaran dari youtube. Dalam membuktikan bentuk gambar grafik fungsi kuadrat peserta didik diajak untuk memanfaatkan aplikasi geogebra dalam menggambar grafik fungsi kuadrat.
  • Mendorong siswa untuk belajar aktif dan kolaboratif.
  • Contoh.
  • Menerapkan pembelajaran kooperatif tipe TPS yaitu belajar secara berpasangan dan mempersentasikan hasilnya ke depan kelas, peserta didik saling berdiskusi mengenai hasil dari kelompok lain. Dengan kegiatan ini maka diharapkan timbul gotong royong, kerjasama, dan toleransi kepada sesama.
  • Evaluasi dan Refleksi
  • Melakukan observasi, tes, penilaian formatif dan sumatif untuk mengukur kemampuan peserta didik dan apakah tujuan pembelajaran sudah tercapai.
  • Melakukan refleksi proses pembelajaran sudahkan berjalan dengan efektif.
  • Melakukan perbaikan terhadap pembelajaran yang telah dilakukan berdasarkan hasil evaluasi dan refleksi sehingga pembelajaran selanjutnya dapat berjalan dengan lebih baik.

Kesimpulan

Pendidikan dan nilai sosial budaya adalah dua hal yang saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain. Pendidikan memiliki peran penting dalam internalisasi nilai-nilai sosial budaya kepada peserta didik. Dengan pendidikan yang baik, peserta didik akan memiliki pemahaman dan kesadaran yang tinggi terhadap nilai-nilai sosial budaya, sehingga mereka dapat berperilaku yang sesuai dengan norma-norma sosial. 

Sebaliknya, nilai sosial budaya juga memiliki pengaruh dalam menentukan arah dan tujuan pendidikan. Nilai sosial budaya dapat menjadi sumber inspirasi, motivasi, dan orientasi bagi pendidikan untuk mengembangkan potensi peserta didik secara optimal.

Salah satu tokoh yang memberikan kontribusi besar dalam mengembangkan pendidikan yang berbasis nilai sosial budaya adalah Ki Hadjar Dewantara. Beliau merupakan pendiri Taman Siswa, sebuah lembaga pendidikan yang mengembangkan konsep pendidikan, khususnya sistem among. 

Sistem among merupakan sistem pembelajaran yang merdeka bagi peserta didik. Karena dalam sistem among, Ki Hadjar Dewantara dipahami sebagai pemeliharaan dan perhatian untuk mendapat pertumbuhan anak lahir dan batin sesuai dengan kodrat. Isinya terangkum dalam asas yang sangat masyhur, yaitu tut wuri handayani, ing madya mangun karsa, ing ngarso sung tuladha.

Ki Hadjar Dewantara memandang pendidikan sebagai proses untuk memiliki budi pekerti, wawasan luas, dan tanggap terhadap budaya. Tujuannya adalah untuk melestarikan dan memajukan kebudayaan serta mencapai kebahagiaan sebagai kodrat manusia. Beliau juga menekankan pentingnya pendidikan yang merata dan inklusif bagi semua lapisan masyarakat. Hal ini relevan dengan upaya pemerintah dalam memastikan akses pendidikan yang adil dan merata di seluruh wilayah Indonesia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun