Mohon tunggu...
Rian Gifari
Rian Gifari Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Artificial

20 Oktober 2009   09:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:34 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hari itu Sabtu, malam hari sekitar jam sembilan, mereka berdua ada di dalam sebuah ruangan yang lampunya tidak punya niat untuk menyala. Atau hanya tidak tega untuk menyala dan kemudian memperlihatkan muka orang-orang yang ada di bawah tanggung jawabnya..

Sekitar dua puluh pasangan ada di dalam ruangan itu, masing-masing duduk dan mengobrol dengan sedikit ketergesaan, meskipun ketergesaan itu tidak menolong apa-apa terhadap kegugupan mereka satu sama lain. Orang-orang yang kurang beruntung, orang-orang yang memasang standar penerimaan terlalu tinggi, orang-orang yang tidak tahu cara meraih hati orang lain, orang-orang yang terlalu penunduk untuk melihat dunia, orang-orang yang datang hanya untuk iseng, orang-orang yang membuat orang menunduk setiap kali melihatnya, orang-orang yang putus asa karena masalah masing-masing berkumpul dalam ruangan yang berbayang merah itu.

“Ah, umurku 25.†Wanita berkacamata itu memulai percakapan lagi setelah lima menit mereka berdua habiskan dengan melamun.
“Aku 27.â€

Diam.

“Er, tadi siapa namamu?â€
“Adi.â€
“Suka musik?â€
“Nggak terlalu. Semuanya terlalu biasa.â€
“Oh, oke.â€

Diam.

“Suka minum apa?â€
“Kenapa?â€
“Nggak kenapa-kenapa sih, cuma mau tahu aja. Cewek jaman sekarang suka bilang jus lah, teh hijau lah, air putih lah, cuma mau menyebarkan anggapan kalau mereka itu cinta kesehatan, padahal cuma takut gemuk.â€
“Aku suka jus jeruk, teh hijau dan air putih.â€
“Oh, pantesan kurus.â€
“Aku jarang makan kok.â€

Diam.

“Ngapain datang ke sini?â€
“Disuruh teman-temanku.â€
“Disuruh teman-temanku.â€
“Teman kita suka ikut campur ya.â€
“Entah.â€

“Lalu orang tuamu sejutu?â€
“Orang tuaku kegirangan.â€
“Orang tuaku juga kegirangan.â€
“Haha, jangan-jangan kamu kakakku ya? Orang tua kita kelihatannya sama.â€
“Hahaha nggak mungkin. Aku lebih muda dari kamu 2 tahun. â€
“Ah.â€

Diam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun