Setelah Menjadi Bait:
Ibu adalah pagi tak pernah redup,
Tabah mendekap, melukis senyuman.
Kasihnya tumbuh di ruang jiwa,
Hangatnya, rumah tempat kami pulang.
Dengan menyingkat, memadatkan, dan membagi kalimat menjadi baris, puisi menjadi lebih ekspresif dan kaya emosi. Struktur ini juga memberikan ruang bagi pembaca untuk merenungkan maknanya.
7. Gunakan Aliterasi dan Asosiasi Bunyi
Perhatikan bunyi huruf yang berulang, seperti dalam frasa "angin mengelus dedaunan dengan lembut."
8. Berikan Sentuhan Subjektif
Puisi sering kali membawa perspektif pribadi. Tambahkan nuansa reflektif atau pandangan unikmu terhadap tema tulisan.
Contoh Transformasi:
Tulisan Awal:
"Angin bertiup kencang di malam itu. Suara dedaunan seperti lagu pilu di antara gelap yang membisu."
Setelah Diubah Jadi Puisi:
Angin berbisik di malam pekat,
Dedaunan bernyanyi, lagu penat.
Dalam gelap yang menelan suara,
Ada rindu bersembunyi di antara hampa.
Dengan sering berlatih, mengubah tulisan menjadi puisi akan menjadi lebih natural dan mengalir. Kita pun tetap memiliki ide untuk terus menulis. Ide Menulis Habis, Ubah Tulisan Menjadi Puisi Saja. (Ni Yu)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H