Seperti pengalamanku hari ini bersama si dedek dan suami. Kami bertiga menuju Batusangkar. Cuma sekedar ingin melihat yang hijau-hijau. Kebetulan suamiku akan mengantar surat ke Kantor DPRD di sana. Kami berdua dengan si dedek diajak.
Seperti biasa mulai star dari rumah mataku sudah berat. Akupun tertidur dari Padang Panjang hingga Simpang Ombilin. Di Ombilin bagian dalam, jalanan mulai jelek. Tidurkupun terusik. Aku pun terjaga. Kiri kanan sudah disuguhi pemandangan hijau sekeliling hutan Ombilin dan Bukit Barisan sepanjang Danau Singkarak.
30 menit berikut kami sampai di lingkungan Kantor Bupati Tanah Datar. Ternyata suami mau ke ATM Nagari. Karena pagi, pegawai Pemda banyak yang ngantri di ATM. Kamipun mengelilingi Kantor Bupati. Nampaklah taman terbuka yang dulu sering kami singgahi bersama si dedek.
Sekarang si dedek sudah kelas 8 SMP. Ia tak berminat lagi ke taman. Ia lebih berminat dengan si kotak ajaib HP. Kamipun lanjut ke Kantor DPRD di samping taman. Ketika suami masuk ke dalam kantor, akupun ikut turun. Aku memoto Kantor Bupati Tanah Datar dari jarak jauh untuk ukuran pejalan kaki.
"Nyesel main HP, Bun!" Rengek si dedek.
"Pusing?" Tanyaku. "Nulis dulu, Dek." Si dedek melengos.
Tiba-tiba suami muncul. Kamipun naik mobil lagi.Â
"Ke taman dulu atau langsung ke Aroma?" Tanya suami.
"Langsung ke Arom, Pa!" Jawab si dedek.
Aroma merupakan salah satu restoran favorit di Batusangkar. Di sini kita bisa menemukan makanan khas Minangkabau. Seperti rendang daging sapi, dendeng sapi, asam padeh daging, sup daging, goreng baluik, ikan panggang, sambal lado hijau, gulai jariang dan cuk ubi, dan aneka olahan ayam.