Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bosan dan Cabut Malam: Sebuah Pelajaran Penting Sekolah Berasrama

16 Desember 2024   00:04 Diperbarui: 16 Desember 2024   00:04 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Ruang Labor Bisa Menjadi Alternatif Siswa Asrama Bermain Game Terjadwal. Foto Dokumen Pribadi

Cabut Malam: Sebuah Pelajaran Penting Sekolah Berasrama

Cabut Malam yang Tak Terlupakan

Asrama sekolah disiapkan dan dikenal dengan aturan ketat untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Namun, suatu malam, Radhit dan teman-temannya memutuskan untuk melanggar aturan dengan "cabut malam" karena rasa bosan dan ingin menguji keberanian mereka. Mereka juga penasaran bagaimana wajah kota malam hari.

Mereka pun menyusun siasat, keluar diam-diam melalui pintu jemuran di belakang asrama. Mereka melewati semak-semak tepatnya menuju pemukiman warga. Tujuan mereka bermain PlayStation di depan ISI (Institut Seni Indonesia) di kota itu.

Meski rasa takut menyertai, mereka tetap semangat melangkah mantap menuju ke sana. Mereka sampai di tujuan. Mereka pun bermain selama 1 jam. Setelah bermain selama satu jam, mereka kembali ke asrama tak lupa membeli makanan di perjalanan.

Namun, di simpang delapan, mereka bertemu Ustadz Zul. Ternyata ustadz itu mencari mereka. Mereka ketahuan melanggar. Mereka pun digiring dan diperintahkan kembali ke asrama. Di sisa malam itu mereka tidur tak tenang.

Esoknya, mereka diminta membuat surat pernyataan dengan tanda tangan orang tua dan menjalani sanksi membersihkan asrama selama satu bulan.

Beberapa hari kemudian, kepala madrasah memutuskan mereka harus pulang sementara untuk introspeksi dan memperbaiki diri. Kejadian ini menjadi pelajaran penting tentang tanggung jawab dan konsekuensi dari setiap tindakan. Untung saja sudah siap ujian. ***

Asrama merupakan lingkungan yang dirancang untuk mendidik siswa agar menjadi pribadi yang disiplin, mandiri, dan bertanggung jawab. Namun, seperti halnya remaja pada umumnya, mereka memiliki rasa penasaran dan keinginan untuk melanggar aturan itu kadang sulit dikendalikan.

Kisah Radhit dan temannya yang memutuskan untuk "cabut malam" dari asrama adalah contoh nyata bagaimana dorongan untuk melakukan hal-hal baru, meski salah, bisa mengalahkan rasa takut terhadap alam, semak-semak, dan konsekuensi.

Refleksi dan Masalah yang Dihadapi

Tindakan Radhit dan teman-temannya bermula dari rasa bosan, ingin tahu, dan keinginan untuk merasakan kebebasan di luar asrama seperti teman mereka yang tidak tinggal di asrama.

Mereka pun memutuskan untuk keluar diam-diam melalui pintu belakang asrama yang jarang digunakan karena di belakang sana jurang dan kebun warga setempat. Kondisi ini menunjukkan lemahnya pengawasan terhadap akses tertentu di asrama. Siswa melihat sebagai peluang.

Meski awalnya mereka merasa bersemangat, tindakan ini akhirnya membawa konsekuensi berat, mulai dari hukuman fisik hingga sanksi administratif. Bahkan, mereka harus menghadapi rasa malu saat berurusan dengan kepala madrasah dan membuat surat pernyataan.

Dari kisah ini, ada beberapa hal yang perlu dievaluasi, baik dari sisi siswa maupun pengelola asrama:

1. Ketidakpuasan terhadap suasana asram sehingga menimbulkan rasa bosan di asrama. Rasa ini sering menjadi alasan utama siswa mencari pelarian ke luar.

2. Kurangnya pengawasan di area tertentu. Adanya pintu jemuran yang tidak terpantau menjadi celah bagi siswa untuk keluar tanpa izin.

3. Minimnya kegiatan menarik di malam hari. Kekosongan aktivitas malam membuat siswa mudah mencari hiburan di luar.

4. Siswa tak pernah diajak jalan-jalan di malam hari juga menjadi pemicu rasa ingin tahu mereka. Terutama Warung Net untuk bermain game dan jajan kuliner khas kota.

Solusi untuk Menghindari Perilaku Serupa

1. Perlu Pengawasan yang Lebih Ketat

Pengelola asrama perlu melakukan inspeksi rutin terhadap area-area yang jarang digunakan, seperti pintu belakang atau tempat jemuran. Kamera pengawas juga bisa dipasang di titik-titik strategis untuk memantau aktivitas siswa secara real-time.

2. Meningkatkan Kegiatan di Asrama
Untuk mengurangi rasa bosan mereka, asrama bisa mengadakan kegiatan malam seperti nonton film bersama, diskusi kelompok, atau permainan edukatif. Hal ini akan membuat siswa merasa terhibur tanpa perlu mencari hiburan di luar.

3. Pendekatan Edukasi dan Konseling
Pengelola asrama dan guru perlu mengadakan sesi konseling reguler untuk memahami kebutuhan dan keluhan siswa. Pendekatan yang lebih manusiawi akan membantu siswa merasa diperhatikan, sehingga keinginan untuk melanggar aturan bisa diminimalkan.

4. Peningkatan Kedekatan antara Pengelola dan Siswa
Hubungan yang baik antara pembimbing dan siswa dapat menciptakan suasana yang nyaman. Siswa akan lebih mudah menyampaikan keluhan mereka daripada mencari jalan pintas yang berisiko.

5. Sanksi yang Lebih Edukatif
Hukuman untuk pelanggaran, seperti membersihkan area asrama atau membuat surat pernyataan, harus dibarengi dengan pembelajaran. Misalnya, siswa diminta membuat esai reflektif tentang akibat perbuatan mereka atau berpartisipasi dalam kegiatan sosial yang membangun.

Tugas yang Sudah Diberikan sebagai Sanksi

Selain tugas membersihkan area asrama atau membuat surat pernyataan, siswa dibarengi dengan pembelajaran. Siswa diminta membuat esai reflektif berupa:

Tugas 1
Menulis Sejarah, Tugas, dan Fungsi Kepolisian di Indonesia dan Dunia
Tugas 2
Sejarah Merokok dan Hukumnya Menurut Agama Islam
Tugas 3
Sejarah Mencuri dan Hukumannya Menurut Agama Islam

Terakhir Buatlah Sejarah, Kronologi, Sebab, Tujuan, dan Jalan Cerita Cabut dari Asrama. Minimal 22 Paragraf juga.

Mereka Mampu Menulisnya
1. Kepolisian https://www.kompasiana.com/radhitalmahdi0213/675e458eed641558f4113de5/kepolisian-sebagai-lembaga-penjaga-keamanan-dan-ketertiban-masyarakat?utm_source=Whatsapp&utm_medium=Refferal&utm_campaign=Sharing_Mobile

2. Dampak Merokok dan Hukumnya Menurut Agama Islam* https://www.kompasiana.com/radhitalmahdi0213/675e593ced6415025103b684/dampak-merokok-dan-hukumnya-menurut-agama-islam?utm_source=Whatsapp&utm_medium=Refferal&utm_campaign=Sharing_Mobile

3. Mencuri https://www.kompasiana.com/radhitalmahdi0213/675e704ac925c4242b077734/mencuri-apakah-hukuman-potong-tangan-masih-relevan?utm_source=Whatsapp&utm_medium=Refferal&utm_campaign=Sharing_Mobile

4. "Cabut Malam yang Tak Terlupakan"

Asrama merupakan sebagai tempat tinggal para siswa yang menempuh pendidikan di MtsN Padang Panjang. Asrama ini dikenal dengan aturan yang diterapkan untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.

Radhit adalah salah satu siswa yang tinggal di asrama MtsN Padang panjang. Ia memiliki banyak teman disana.

Suatu malam, Radhit dan teman temannya mengadakan acara makan bersama. Ketika acara tersebut sudah selesai ia dan Bintang pergi ke kasur untuk bercerita dan bargurau.

Obrolan kami berdua menimbulkan niat buruk kami untuk cabut malam itu dari asrama. Kami memutuskan untuk keluar diam-diam melalui pintu jemuran yang ada di belakang asrama.

Pintu tersebut sudah lama terbengkalai. Dibelakang asrama terdapat semak-semak rendah yang bisa kami lewati untuk cabut.

Kami melewati pintu tersebut dengan diam-diam pada malam itu. Setelah beberapa lama akhirnya kami sampai di pemukiman warga di sekitar.

Radhit memutuskan untuk melanggar aturan karena ia tertarik untuk melakukan hal yang buruk itu.

Selain itu, Radhit sudah lama merasa sedikit bosan dengan keadaan asrama. Ia ingin membuktikan bagaimana rasanya di  luar asrama ketika malam hari.

Tujuan Radhit cabut pada malam hari karena ia tidak tau harus mengapa pada saat malam itu. Selain itu, ia juga ingin menguji batas keberaniannya.

Apakah ia mampu melawan rasa takut terhadap hukuman dari perlakuan yang ia kerjakan.

Malam itu, Radhit dan temannya nekat kabur dari asrama untuk bermain PlayStation di depan ISI. Dengan mengendap-endap melewati pintu  belakang.

Mereka berhasil keluar tanpa ketahuan. Sepanjang jalan, rasa takut dan semangat bercampur menjadi satu.

Namun mereka tetap melangkah mantap walaupun keadaan malam itu sedikit sunyi.

Tak banyak kendaraan yang lalu lalang pada malam itu. Hanya saja satu atau dua kendaraan.

Dengan langkah cepat ia berjalan di tepi trotoar. Karena, sedikit ada rasa takut di hatinya. Tetapi masih ada juga rasa semangat untuk cabut.

Di rental, ia bermain PS hanya satu jam. Jam sudah menunjukan jam dua belas malam.

Mereka segera bergegas kembali ke asrama. Di perjalanan yang sedikit jauh. Mereka membeli makanan untuk mengganjal perut yang lapar.

Sedudah sampai di simpang delapan. Namun, nasib buruk terjadi. Ternyata Ustad Zul mengetahui jika kami cabut malam itu.

Ia menghampiri kami yang sedang berjalan di simpang delapan. Kami semua terkejut dan panik.

Ia menyuruh kami agar segera pulang ke asrama.

Di asrama kami di suruh untuk tidur di luar kamar. Kami tidur di lorong yang dingin sampai subuh.

Hal itu sebagai hukuman karena kami telah cabut malam itu.

Pada subuh hari. Selesai sholat subuh. Kami di suruh berdiri oleh Pak Wen dan membuat Surat Pernyataan

Di surat tersebut tertulis tanda tangan orang tua, wakasis, dan pembimbing.

Pagi harinya kami di hukum untuk piket membersihkan seluruh kawasan asrama selama 1 bulan. Hukuman tersebut sangat besar.

Beberapa hari setelah itu kami di panggil ke ruang kepala madrasah. Untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Hasil dari kepala madrasah. Kami semua yang cabut di suruh pulang untuk beristirahat dan memperbaiki diri dan pikiran.

Kesimpulan

Kisah cabut malam Radhit dan temannya adalah pelajaran penting bagi siswa dan pengelola asrama. Bagi siswa, peristiwa ini mengingatkan pentingnya disiplin dan tanggung jawab. Sementara itu, bagi pengelola asrama, ini menjadi alarm pengingat untuk meningkatkan pengawasan dan menciptakan lingkungan yang lebih mendukung bagi siswa.

Dengan kerja sama dan komunikasi yang baik antara siswa dan pengelola, insiden serupa dapat dicegah di masa depan, sehingga asrama benar-benar menjadi tempat yang mendidik dan menyenangkan bagi siswa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun