Refleksi dan Masalah yang Dihadapi
Tindakan Radhit dan teman-temannya bermula dari rasa bosan, ingin tahu, dan keinginan untuk merasakan kebebasan di luar asrama seperti teman mereka yang tidak tinggal di asrama.
Mereka pun memutuskan untuk keluar diam-diam melalui pintu belakang asrama yang jarang digunakan karena di belakang sana jurang dan kebun warga setempat. Kondisi ini menunjukkan lemahnya pengawasan terhadap akses tertentu di asrama. Siswa melihat sebagai peluang.
Meski awalnya mereka merasa bersemangat, tindakan ini akhirnya membawa konsekuensi berat, mulai dari hukuman fisik hingga sanksi administratif. Bahkan, mereka harus menghadapi rasa malu saat berurusan dengan kepala madrasah dan membuat surat pernyataan.
Dari kisah ini, ada beberapa hal yang perlu dievaluasi, baik dari sisi siswa maupun pengelola asrama:
1. Ketidakpuasan terhadap suasana asram sehingga menimbulkan rasa bosan di asrama. Rasa ini sering menjadi alasan utama siswa mencari pelarian ke luar.
2. Kurangnya pengawasan di area tertentu. Adanya pintu jemuran yang tidak terpantau menjadi celah bagi siswa untuk keluar tanpa izin.
3. Minimnya kegiatan menarik di malam hari. Kekosongan aktivitas malam membuat siswa mudah mencari hiburan di luar.
4. Siswa tak pernah diajak jalan-jalan di malam hari juga menjadi pemicu rasa ingin tahu mereka. Terutama Warung Net untuk bermain game dan jajan kuliner khas kota.
Solusi untuk Menghindari Perilaku Serupa
1. Perlu Pengawasan yang Lebih Ketat
Pengelola asrama perlu melakukan inspeksi rutin terhadap area-area yang jarang digunakan, seperti pintu belakang atau tempat jemuran. Kamera pengawas juga bisa dipasang di titik-titik strategis untuk memantau aktivitas siswa secara real-time.