Guru mungkin merasa kurang dihargai dalam peran pembimbing karakter  sehingga menurunkan semangat mereka untuk melakukan lebih dari sekadar mengajar.
2. Penurunan Kualitas Pembelajaran
Dengan penegasan semacam ini, guru bisa jadi akan mengabaikan peran dalam pembentukan karakter atau dukungan emosional siswa, yang sebenarnya penting bagi pendidikan menyeluruh.
Akibatnya, hubungan guru-siswa bisa menjadi lebih kaku dan kualitas pembelajaran yang berfokus pada nilai-nilai dan keterampilan sosial bisa menurun.
3. Ketidakpuasan Kerja dan Motivasi yang Menurun
Kepala sekolah yang menekankan bahwa tugas guru hanya mengajar dapat menyebabkan guru merasa terbatas dan tidak bebas mengembangkan metode atau pendekatan yang lebih kreatif.
Hal ini bisa menimbulkan ketidakpuasan dan menurunkan motivasi mereka dalam bekerja, karena mereka merasa pekerjaan mereka kurang bermakna secara holistik.
Selain itu akan muncul pula dampak:
1. Perasaan Terbatas dalam Mengemban Peran sebagai Pendidik
Ketika kepala sekolah terus menekankan bahwa tugas guru hanya mengajar, ini dapat membuat guru merasa perannya dibatasi hanya pada aspek akademis. Hal ini berpotensi mengurangi inisiatif guru untuk terlibat dalam pengembangan karakter dan pembinaan emosional siswa.
Guru mungkin merasa kurang didukung dalam menjalankan peran pembimbing yang lebih luas, yang sebenarnya merupakan bagian penting dari pendidikan menyeluruh.