2. Risiko Kinerja yang Kurang Optimal akibat Pembatasan Fokus
Guru yang selalu diingatkan bahwa tugas mereka hanya mengajar bisa merasa kurang diberi ruang untuk berperan sebagai pembimbing karakter.
Hal ini berpotensi membuat interaksi dengan siswa menjadi lebih mekanis atau berfokus hanya pada materi pelajaran, yang pada akhirnya dapat mengurangi kualitas pembelajaran secara keseluruhan.
3. Penurunan Semangat Kerja Akibat Ketidakpuasan Peran
Penegasan ini juga dapat mengurangi kepuasan kerja guru. Mereka mungkin merasa tidak bebas dalam mengembangkan metode pengajaran atau pendekatan yang holistik, karena kepala sekolah hanya fokus pada hasil akademis.
Ketidakpuasan ini bisa berdampak pada motivasi mereka dalam bekerja, sehingga berisiko mengurangi kinerja optimal dalam mendidik siswa.
Guru yang merasa tidak didukung untuk menjalankan peran lebih luas akan kurang termotivasi untuk mengajar secara optimal. Mereka mungkin hanya fokus pada penyampaian materi tanpa inovasi atau pendekatan kreatif, yang pada akhirnya menurunkan kualitas pembelajaran.
Jika guru enggan terlibat dalam pembinaan karakter karena merasa tugasnya hanya mengajar, ini bisa menghambat pembentukan nilai-nilai positif pada siswa, seperti kedisiplinan, kerja sama, dan tanggung jawab.
Akibatnya, siswa hanya terfokus pada akademik tanpa mendapat bekal keterampilan sosial dan emosional yang penting. Ketika guru merasa terpaksa membatasi perannya, suasana belajar di kelas bisa menjadi lebih kaku dan kurang inspiratif.Â
Hal ini bisa mengurangi semangat siswa dalam belajar dan menghambat mereka dari proses belajar yang mendalam dan bermakna.
Pernyataan kepala sekolah yang hanya menekankan aspek mengajar sebaiknya dipertimbangkan ulang agar mendorong kinerja yang lebih positif dan mendukung mutu pendidikan yang lebih komprehensif.
Kesimpulan