Perlunya Pendekatan yang Menyeluruh
Penegasan yang berulang dalam setiap rapat bahwa tugas guru adalah mengajar sebaiknya dipahami dalam konteks yang lebih luas. Berdasarkan teori konstruktivisme, pendidikan holistik, dan manajemen pendidikan, tugas guru bukan hanya sekadar menyampaikan materi, tetapi juga mencakup bimbingan, pembinaan karakter, dan pemenuhan kebutuhan emosional siswa.
Daripada membatasi peran guru pada aspek akademis semata, kepala sekolah perlu memberikan dukungan yang komprehensif agar guru dapat menjalankan peran mereka secara efektif dan seimbang.
Dalam mencapai tujuan pendidikan yang ideal, peran kepala sekolah dan guru adalah menciptakan lingkungan belajar yang mendukung pengembangan akademis dan karakter siswa.
Tugas Guru dan Kepala Sekolah
Setelah rapat pagi itu berakhir, para guru kembali ke ruang kelas masing-masing. Suasana hati mereka terasa berat, seperti beban yang tak kasat mata mengganjal langkah mereka. Bu Yuli berjalan perlahan menuju kelasnya, berusaha menata pikirannya yang terusik oleh kata-kata Pak Herman.
Di dalam kelas, anak-anak menyambutnya dengan senyum polos. Beberapa melambaikan tangan, berharap hari ini ada cerita baru atau kegiatan menarik seperti biasanya. Namun, Bu Yuli hanya tersenyum tipis. Ia menatap papan tulis dengan pandangan kosong.
“Selamat pagi, Bu!” sapa Andi, salah satu murid yang paling aktif bertanya.
Bu Yuli tersentak dari lamunannya. Ia berusaha memulai pelajaran seperti biasa, tapi semangat yang biasanya ia rasakan seakan tersapu oleh pesan kepala sekolah yang terus terngiang-ngiang di kepalanya: "Tugas guru hanya mengajar. Tidak lebih."
Di sudut kelas, Bu Yuli melihat Arkha makan es krim. Ia membuka bungkus es krimnya. Ia membuang sampah es krim itu di bawah mejanya. Habis makan es krim, Arkha pun membuka bungkus mie goreng. Sama. Ia membuang sampah mienya di bawah mejanya. Begitu juga snack ketiganya.
Mata Arkha bersitatap dengan Bu Yuli. Malu-malu Arkha memunguti sampah plastik jajanannya. Bu Yuli geleng-geleng kepala.