Ia pun  melanjutkan, "Bang janji akan mendengarkan setiap nasihat guru dan Mama Bang. Bang tak akan membantah lagi, dan akan lebih rajin belajar, beribadah, serta membantu Rama dan adik kelas. Ini uangmu yang sudah Bang peras. Abang kembalikan lagi."
Kazir memasukkan uang itu ke dalam saku baju Rama. Ia pun menepuk bahu Rama. Ia tinggalkan Rama yang mematung. Teman-temannya pun bangkut dari duduk mereka. Mengikuti langkah Kazir.
Di rumah tadi pagi Kazir sudah diajari sang Mama untuk meminta maaf kepada Rama. Kazir berjanji  ingin memberikan yang terbaik untuk Mamanya. Kazir sudah menyadarinya sekarang.Â
"Tolong beri Kazir kesempatan untuk memperbaiki diri, Ma dan Guruku. Kazir janji akan berusaha sekuat tenaga menjadi anak yang lebih baik. Aku akan Menjadi Anak yang Patuh, Mama!" Teriak Kazir.
"Bugghhh! Bugh! Bughh!"
Tiga kali pukulan keras diarahkan Laufan ke hidung Kazir. Darah segar pun mengalir. Segera teman-teman Kazir mendekati Laufan. Mereka bersiap memukul Laufan.Â
"Hentikan. Biarkan Laufan. Gegara aku. Laufan harus angkat kaki dari sekolah ini. Ia sudah tiga kali mendapat Surat Perjanjian."
Semua terdiam. Sambil membersihkan darah mengalir di hidungnya, Kazir dan teman-teman pun menuju lapangan basket untuk apel pagi.
Inilah Tausiah Guru Piket Hari ini!
Tinggalkan Kekerasan, Apalagi di Sekolah: Membangun Lingkungan Belajar yang Aman dan Positif
Kekerasan, dalam bentuk apapun, adalah tindakan yang merugikan. Di sekolah, yang seharusnya menjadi tempat belajar, bertumbuh, dan berkembang.Â