Untung Zikra salah satu siswa melihat kejadian itu dari sudut lain aula. Ia segera lari mencari bantuan ke ruang guru. Sekejap saja suasanapun berubah tegang. Salah seorang guru bernama Pak Zal pun berlari menuju tempat kejadian.
Akibat banyaknya darah keluar dari hidung Rama, ia pun pingsan. Tergolek lemas dalam pangkuan Luthfi sahabat Rama. Luthfi pun terlihat menangis menatap gurunya.
"Kazir, Pak! Dinju dan Laufan! Teriak Luthfi sambil menangis.
" Ya, nanti kita urus cecunguk itu. Sekarang kita bawa Rama ke rumah sakit terdekat dulu. Ayo bantu Bapak. Yang lain segera lapor ke ruang kepala." Pak Zal pun membopong tubuh lemah Rama.
 "Masuk Nak! Silahkan duduk. Ada apa? " Tanya Bu Irwa kepala sekolah.
" Itu Buk. Ada yang terluka. Rama kelas 8. Hidungnya ditonjok kakak kelas hingga berdarah dan pingsan." Luthfi melapor sambil menangis. Baru kali ini ia melihat kejadian seperti ini.
Bu Irwa Kepala Sekolah, tampak terguncang. Ia pun sok ketika mendengar salah satu siswanya terlibat tindakan kekerasan.
"Kita harus segera bertindak. Hubungi orang tua Rama, Pak Tem." Perintah beliau kepada salah satu wakil kepala yang ada di sebelah beliau.
"Sekarang di mana Rama, Nak? Tanya Beliau menatap sendu wajah Luthfi.
"Sudah dibawa Pak Zal ke Rumah Sakit Sinai, Bu. Dia ke rumah sakit."
"Ayo Pak Dam dan Pak Tem, kita segera ke rumah sakit. Jangan sampai terlambat." Ajak beliau nampak panik. Wajahnya yang putih pucat dan pias.