Mohon tunggu...
Resti Sulastri
Resti Sulastri Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - MIPA 5

hello i’m student

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sesuatu Di Jogja

24 Februari 2022   17:54 Diperbarui: 24 Februari 2022   20:04 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah kasir meng iya kan, Anindya menunggu diluar supermarket, bermaksud ingin mengucapkan terima kasih. Sambil memikirkan kata - kata yang akan ia sampaikan, ia terus menunduk sehingga rambut panjangnya memutupi wajahnya. Ia frustasi karena malu. Bisa tidak ia menghilang dari bumi sekarang juga?

Sudah 10 menit ia menunggu, seharusnya pria itu sudah selesai membayar, mengingat belanjaan nya yang sempat kulihat tidak begitu banyak. Akhirnya Anindya memutuskan untuk masuk lagi ke supermarket, tetapi tidak menemukan sang pria. Apa dia tadi terlalu frustasi sampai tidak menyadari kepergiannya? Aduh, lalu bagaimana jika Anindya ingin membayar hutangnya jika tidak tahu pria itu dimana?.


~Pertemuan ke 3~

Anindya duduk melamun di bangku pinggir trotoar, ia tersadar ketika segerombolan pengamen mengahampiriku. 

“Tidak boleh sedih terus mbak, nanti cantiknya hilang”, ucap salah satu pengamen. 

Anindya tersenyum seraya memberi mereka uang. Dia sedang beristirahat setelah memotret dan mewawancarai beberapa pedagang disana.

Matahari mulai terbenam, gelap akan tiba. Mengundang sang malam untuk hadir. Anindya kembali berjalan menyusuri trotoar, sesekali ia terseret oleh banyak nya orang disana. Duduk lagi, namun kali ini ke tempat yang tidak seramai tadi. Melihat ke arah tiang disamping nya, disana tergantung nama Jalan Malioboro. Lagi. Memori yang sudah lama ia kubur dalam - dalam, muncul kembali. Bagaimana tidak muncul? saat ini saja Anindya sedang berada di Kota nya. Kota dimana yang membuat dirinya merasa ingin pergi tiap kali mengingat nama nya. 

Ia langsung menghapus air matanya ketika seseorang tiba - tiba duduk. Ia sama sekali tidak peduli, bahkan menoleh sekali pun. “Pertemuan ke 3 kali nya ya?”, ucapnya membuka suara. Aku sontak menoleh, dia lagi. Ya ampun apa dia cenayang? kenapa selalu muncul dimana pun Anindya berada? 

“Tahu tidak? kata orang, jika kita bertemu 3 kali dengan seseorang yang tidak kita kenal, maka..”, belum sempat melanjutkan Anindya sudah memotong nya dan berkata

 “Jodoh?”, tertawa hambar. Pria tertawa. 

“Pikiran yang klise, bukan itu. Artinya kita akan segera mengenalnya”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun