Suatu pagi yang amat sejuk. Belum dikatakan pagi yang cerah, karena kala itu sang surya belum menampakkan diri,jam masih menunjukkan pukul 6.20 WIB.
"Dug dug dug dug.."
(suara langkah kaki kecil menuruni tangga kayu dengan tergesa-gesa)
"Aduh! piye iki, alon-alon, nanti kamu jatuh loh", ucap sang ibu sembari menaruh semangkok sayur sop yang masih berasap karena panas keatas meja.
"Tole..tole..kenapa kamu harus tergesa-gesa? ini kan masih pagi", kata sang bapak yang sedang membetulkan rantai sepeda ikut nimbrung.
"Ya ampun Pak,Bu..ndak bisa. Hari ini kan Senin", ucap anak berseragam sekolah dengan topi dikepalanya.
"Loh emang ada apa hari Senin? kan ga pernah telat toh kalau upacara juga".
"Mau latihan dulu pak, masalah nya hari ini aku jadi petugas upacaranya", sambil nyengir menampakkan giginya yang rapih.
Ibu langsung mendekati mengusap kepala anaknya,"oalah..hebat! anak bapak sama ibu jadi petugas upacara toh. Yasudah, ayo cepat kita sarapan terus langsung berangkat yo".
Berangkatlah anak itu diantar oleh bapaknya menaiki sepeda. Tentunya setelah salam dan meminta doa kepada ibunya.
"Suaranya harus lantang yo kalau jadi petugas upacara, jangan gugup, jangan takut dilihat orang-orang", ibu menasihati.