"Kayanya enak nih nyayur buncis sama tempe." Kuambil bahan makanan yang akan aku masak. Kemudian aku mengeksekusinya.Â
****
"Alhamdulillah." Aku bersyukur, masakanku matang tepat waktu. Aku pun bergegas memanggil Agha. Menyuruhnya untuk sarapan bersama.Â
"Mas ...." Kalimatku menggantung di udara. Aku mengurungkan niat untuk memanggil Agha, sebab dia keluar dari kamar sudah dengan penampilan rapihnya. Bahkan Agha sudah membawa tas kerjanya.Â
Dia berlalu begitu saja. Agha benar-benar menganggapku tak ada. Baiklah kalo begitu, aku juga akan menganggapnya hanya sebagai orang asing. Tak mendapat jawaban dari Agha, lantas aku kembali ke ruang makan. Duduk disalah satu kursi dan mengambil sepiring nasi beserta lauk pauknya.Â
"Bismillah." Aku memulai sarapan pagiku.Â
***
"Halo assalamu'alaikum"Â
"Ia dengan saya sendiri, ada yang bisa dibantu?"
"Oh, tanggal 30 ya? Sebentar saya liat jadwal dulu!" Kubuka aplikasi kalender di dalam ponselku. Mengecek jadwal untuk tanggal 30 nanti.Â
"Ok, saya bisa!"