Kamu senang diam di rumah dan aku khawatir kamu akan jadi aneh lalu  aku harus memberikan mulutku untuk menceritakan lelucon dan cerita-cerita untuk menyembuhkan kebosanan
Kamu selalu menatap komputer dan itu tidak baik untuk kesehatan matamu, Â aku harus menjaga mataku sehingga ketika nanti kita tua aku masih dapat menolong menggunting kukumu dan mencabut uban
Aku akan memegang tanganmu menyusurii pantai menikmati sinar matahari dan pantai  yang indah menciptakan warna-warni bunga kepadamu Seperti wajah cantikmu sayangku
Aku begitu yakin ada banyak orang yang mencintaimu lebih dan caraku mencintaimu
Aku tidak akan mengambil bunga itu lalu mati
Air mataku jatuh ke atas kertas, Â sehingga tintanya menjadi kabur
Aku melanjutkan membaca , dan sekarang sayangku kamu telah membaca jawabanku , Jika kamu puas dengan jawaban ini, Tolong bukakan pintu rumah kita , aku sekarang sedang berdiri di sana dengan susu segar
Dengan hati yang penuh cinta,aku  membuka pintu rumah dan melihat wajah Totok yang dulu sangat aku  cintai.Â
Totok dengan penuh keingintahuan, tangannya masih memegang gelas susu.
Tanpa ragu, Ami melangkah mendekati Totok dan memeluknya erat-erat, sambil menangis di bahunya yang bidang. Mereka kembali merangkul cinta dan kesetiaan satu sama lain.
Ami mengangguk perlahan, merenungkan kata-kata yang tertera di surat itu.