Mohon tunggu...
Dr. Renny Bengu
Dr. Renny Bengu Mohon Tunggu... Penulis - Dosen, Guru, Penulis, Editor, Peneliti dan Pengarang

Memasuki ide hingga menjadi tenunan kata, kalimat dan paragraf menjadi masakan lezat bergizi...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perjalananku dalam Pelukan Cinta Merangkai Jiwa di Tepian Harapan

15 Juli 2023   23:41 Diperbarui: 15 Juli 2023   23:46 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ami menatap Totok dengan penuh perasaan. "Alasan cintaku padamu telah berubah menjadi sesuatu yang hampa, ataukah aku seorang wanita yang sentimental dan sangat sensitif, yang bisa rasakan.

Aku merindukan momen-momen romantis, seperti seorang anak yang menginginkan permen. Namun, kamu bertindak berbeda. Kurasa kamu kurang sensitif dan tidak mampu menciptakan suasana romantis dalam pernikahan kita. Semua harapanku tentang cinta akhirnya hancur."

Ami terdiam sejenak, menghela nafas. "Aku telah memutuskan untuk mengatakan sesuatu kepadamu.

Aku ingin bercerai," ucapnya dengan hati berat.

Totok terkejut. "Mengapa, Ami? Apa yang bisa aku lakukan untuk mengubah pikiranmu?" tanyanya dengan kebingungan.

Ami menatap matanya dalam-dalam. "Mengubah kepribadian seseorang memang sulit, bahkan mungkin tidak mungkin.

Aku mulai kehilangan keyakinan bahwa aku bisa mengubahmu," ujarnya pelan.

"Aku punya pertanyaan untukmu. Jika kamu dapat menemukan jawabannya, beritahukan padaku. Apakah kamu akan melakukan apa yang aku minta padamu? ucap Ami terbata

Aku menyukai setangkai bunga yang tumbuh di tebing gunung, tapi kita tahu bahwa jika kamu mencoba mendaki gunung itu, kamu akan mati. Apakah kamu akan melakukannya untukku?"

Totok ragu sejenak. "Aku akan memberikan jawabannya besok," jawabnya sambil menyentuh tangan Ami dengan lembut.

Lalu, dia pergi ke kamarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun