Mohon tunggu...
Renny Bengu
Renny Bengu Mohon Tunggu... Penulis - Dosen, Guru, Penulis, Editor, Peneliti dan Pengarang

Memasuki ide hingga menjadi tenunan kata, kalimat dan paragraf menjadi masakan lezat bergizi...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perjalananku dalam Pelukan Cinta Merangkai Jiwa di Tepian Harapan

15 Juli 2023   23:41 Diperbarui: 15 Juli 2023   23:46 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
cinta sejati adalah kekuatan yang mampu mengubah hidup kita./pixabay.com

Kamu senang diam di rumah dan aku khawatir kamu akan jadi aneh lalu  aku harus memberikan mulutku untuk menceritakan lelucon dan cerita-cerita untuk menyembuhkan kebosanan

Kamu selalu menatap komputer dan itu tidak baik untuk kesehatan matamu,  aku harus menjaga mataku sehingga ketika nanti kita tua aku masih dapat menolong menggunting kukumu dan mencabut uban

Aku akan memegang tanganmu menyusurii pantai menikmati sinar matahari dan pantai  yang indah menciptakan warna-warni bunga kepadamu Seperti wajah cantikmu sayangku

Aku begitu yakin ada banyak orang yang mencintaimu lebih dan caraku mencintaimu

Aku tidak akan mengambil bunga itu lalu mati

Air mataku jatuh ke atas kertas,  sehingga tintanya menjadi kabur

Aku melanjutkan membaca , dan sekarang sayangku kamu telah membaca jawabanku , Jika kamu puas dengan jawaban ini, Tolong bukakan pintu rumah kita , aku sekarang sedang berdiri di sana dengan susu segar

Dengan hati yang penuh cinta,aku  membuka pintu rumah dan melihat wajah Totok yang dulu sangat aku  cintai. 

Totok dengan penuh keingintahuan, tangannya masih memegang gelas susu.

Tanpa ragu, Ami melangkah mendekati Totok dan memeluknya erat-erat, sambil menangis di bahunya yang bidang. Mereka kembali merangkul cinta dan kesetiaan satu sama lain.

Ami mengangguk perlahan, merenungkan kata-kata yang tertera di surat itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun