Aku memicingkan mataku, berusaha beradaptasi dengan kegelapan di sekelilingku. Perlahan mataku mulai terbiasa. Di sini hanya terdapat tanah kosong, bekas bangunan tua yang hanya tinggal puing- puing dan pepohonan juga semak yang tak terurus. Ku dengar suara beberapa serangga malam. Sepi !
   Sementara langit tampak di tutupi oleh awan mendung hingga tak terlihat satupun bintang dan bulan di atas sana. Karena itu lah gelap nya benar- benar pekat.
   Aku menarik tanganku yang tadi masih menyandar di dinding pagar asrama. Ya, sekarang aku sudah berada di luar pagar asrama setelah berhasil mengatasi pak satpam yang memergoki ku tadi.
   Setelah mengatur nafas untuk beberapa detik, aku segera melangkah pergi dari tempat itu.
   Benar seperti dugaanku. Di ujung pagar sana, ku lihat sosok bayangan hitam bertubuh tinggi dengan tas ransel besar di punggungnya. Sosok itu bergerak menjauh.
   Aku segera berlari menyusulnya. Secepat yang aku bisa. Sampai !
   Bruk ! Aku memeluknya dari belakang. Sosok itu berhenti, dia tak bergerak untuk beberapa saat.
 "Laura, apa itu kau ?" ucapnya memastikan.
 "Ya, ini aku, " ucapku dengan perasaan bercampur. Lega, takut dan ingin menangis.
   Dia berbalik dan memelukku erat. Mencium wajahku beberapa kali, lalu memelukku lagi.
 "Dave, aku takut sendirian ... " bisikku lirih.