Mohon tunggu...
Rennie Meyo
Rennie Meyo Mohon Tunggu... -

Seorang blogger di www.renniemeyo.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Love & Money Part 1

22 Desember 2016   10:06 Diperbarui: 23 Desember 2016   10:28 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

 "Menurutmu kalo dia membiarkan uang itu tergeletak di jalan begitu saja apa itu uang legal ? Ini uang curian, La. Dan bisa di pastikan bahwa dia adalah seorang kriminal. Mereka bisa melakukan apa saja untuk mendapatkan uang ini kembali termasuk membunuh. Dan walaupun kita mengembalikan uang ini padanya, dia tetap akan membunuh kita karena dia nggak ingin kita membongkar kejahatannya bahkan walaupun kita janji nggak akan lapor polisi. Sekarang posisi kita dalam bahaya, La. "

      Sekarang aku merasa tanganku bergetar ketika mengetik pesan. Dengan mata mulai berair karena rasa takut yang menyerang.

 "Jika kita berdua dalam bahaya, lalu kenapa kamu mau ninggalin aku ?" aku bertanya padanya, sedikit kesal dan kecewa.

 "Aku tau kamu bisa aman di sini. Kamu bisa bilang kali aku lah yang bawa kabur uang itu. "

      Hening.

 "Aku sayang kamu, La. Itu alasannya. "

      Itu alasannya ?

 "Dave, aku pergi bersamamu. Aku nggak peduli jika itu bahaya atau enggak. " akhirnya, aku memutuskan.

      Agak lama baru Davi membalas. "Ok. Sekarang bersiaplah. Sebentar lagi pak satpam akan istirahat untuk makan malam dan minum kopi. Keluarlah 5 menit lagi. Jangan membuat suara sedikitpun. PAkai baju hangat karena di luar sangat dingin. Pakai sepatu kets saja agat kamu mudah berlari. Jangan bawa apapun itu akan merepotkan kita. Aku tunggu kamu di belakang gudang kosong asrama. Di sana gelap dan pagarnya agak rendah jadi aku bisa membantumu loncat keluar dengan mudah. Cepatlah. "

      Dadaku berdebar keras. Seperti akan melakukan tugas yang sangat berbahaya dan ku pikir memang begitu. Aku meremas tanganku.

     Setelah menghela nafas dalam, akhirnya aku mulai bersiap. Ku sambar jaket yang tergantung di balik pintu kamar, lalu mengenakannya. Kemudian aku mengambil beberspa peralatan yang mungkin akan diperlukan nanti, dan menyelipkannya di balik jaketku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun