"Bisa nggak kamu kecilin suara kamu? Kamu mau semua orang denger kata- kata kamu?" tukas David kesal.
   Aku terdiam. Ya, David memang jadi berbeda. Mungkin uang uang itu yang sudah merubahnya. Bahkan saat aku memberinya solusi untuk menyimpan uang itu di lemari ku, dia menolaknya dengan keras.
   Hingga akhirnya pak satpam menyuruhku kembali ke kamar untuk tidur.
   Percuma. Sampai jam 2 malam pun aku tidak bisa tidur. Aku terus berpikir tentang uang itu, dan David. Antara kebahagiaan dan kesedihan. Seperti menemukan kesenangan, tapi kehilangan artinya.  Hingga akhirnya aku memutuskan untuk bangun dan mengintip keluar ke kamar David dari pintu kamarku.
   Aku tercekat. Itu David. Sedang berdiri di luar pintu kamar nya. Bersikap aneh seolah olah sedang mengawasi seseorang di kejauhan. Atau ... sedang mengawasi pak satpam ?
   Mau apa dia ?
Apa David ingin pergi ? Selarut ini ? Kenapa ?
   Aku baru akan membuka pintu kamarku lebih lebar saat ku lihat David kembali masuk ke dalam kamar, dan aku segera menyadari bahwa seorang satpam sedang berjalan kearah sini.
   Cepat, aku menutup kembali pintu kamar. Sejenak mematung bersandad dibalik pintu. Sementara ku lihat Dinda dan Vini tampak sudah lelap tertidur.
   Aku harus bertanya pada David apa yang sedang di rencanakannya !
   Ku putuskan untuk mengirim pesan pada David.