"Apakah ada hal yang seperti itu Imam Hassan? Hebat sekali bisa mengubah sihir menjadi teknologi," tanya Abdi.
      "Jangan meremehkan kemampuan manusia Abdi. Ya, menciptakan teknologi yang dapat melakukan hal yang sama dengan sihir. Hal itu terjadi didukung oleh semakin berkembangnya pengetahuan namun tidak diimbangi dengan iman serta akhlak mulia," jelas Imam Hassan.
      "Bagaimana contohnya Imam Hassan?"
      "Hmm.. kau mungkin tak akan percaya bila kuceritakan Abdi," Imam Hassan tampak ragu, pandangannya ke depan, ke arah lapangan yang luas. Rerumputan bergoyang di depan, kupu-kupu terlihat ketika mereka semakin mendekat.Â
      "Tahukah kau bagaimana sihir untuk menyiksa seseorang dari jauh dilakukan? Salah satunya dengan media boneka dimana para penyihir itu dapat melihat melalui mata korban dan masuk ke pikirannya, sambil menyiksa dengan menusuk-nusukkan jarum atau membakar bagian tertentu dari boneka yang menjadi perantara," Imam Hassan mencari tempat yang nyaman untuk beristirahat, ia memutuskan untuk berjalan agak ke tengah dekat sebuah pohon besar.
      "Jadi.. ada teknologi yang bisa membuat pikiran manusia dapat diketahui orang lain dan bahkan apa yang dilihat melalui matanya juga?" Abdi tampak keheranan.
      "Hahaha, bahkan mimpi pun bisa dimanipulasi Abdi! aku hidup lebih lama dari dirimu, bagaimana kalau kukatakan dulu ada banyak?" Imam Hassan duduk di hamparan rumput yang luas, angin terasa sangat sejuk sekali berhembus.
      "Ah.. tapi.. dimana..bagaimana..." tanya Abdi ikut duduk di samping.
      "Sekarang sudah tidak ada Abdi, tapi bisa jadi teknologi itu di masa depan akan muncul lagi..."
      Sebelum Abdi bertanya lebih jauh, tampaknya Imam Hassan lebih tertarik untuk beristirahat sejenak dan menikmati suasana yang amat nyaman ini,
      "Tahukah kau makhluk yang buta sebelah matanya dan hanya bisa melihat melalui satu mata saja?" lagi-lagi sebelum Abdi menjawab, Imam Hassan kembali melanjutkan kata-katanya. Kali ini sambil berbaring di rerumputan yang empuk.