"Iya! Sudah Imam Hassan, waktu itu Raden Erucakra sendiri yang ceramah di Masjid Gedhe Mataram waktu jum'atan, saya selalu ingat kalau beliau yang mengisi," jawab Abdi.
      "Ah, iya, di Mataram sudah menjadi budaya para petinggi kraton bahkan sultan sendiri yang kadang mengisi khutbah kan?"
      "Iya, betul Imam Hassan! Sultan selalu mengisi ceramah di hari-hari besar!"
      "Hmm, Pangeran Diponegoro juga sering mengisi katamu tadi?"
      "Dulu hampir sebulan sekali! tapi sekarang beliau sibuk mengurus pasukan perang Mataram, apalagi semenjak kita ikut menjaga keamanan di timur Nusantara..."
      "Ya, saya membaca bukunya yang cukup terkenal itu, mudah-mudahan dia menjadi pengganti Sultan Mataram berikutnya..."
      "Amiin! Beliau yang terbaik menurut saya dari semua calon yang ada, yang lain tidak terlalu konsen pada agamanya..."
      "InsyaAllah! Apalagi beliau cukup disegani bahkan hingga Samudera..." terang Imam Hassan yang dibalas senyum tak percaya Abdi.
      "Yah, tapi selain usaha semua itu adalah rencana dan takdir Allah SWT.. Apalagi urusan mengenai khalifah..."
      "Hmm.. sampai mana obrolan kita tadi ya Di.. sudah hampir sampai di atas rupanya, itu ada lapangan yang luas di depan," di ujung bukit ternyata terdapat lapangan rumput yang luas, sangat indah suasananya untuk bersantai.
      "Oh, iya, yang paling berbahaya itu ketika sihir menjadi teknologi. Dengannya orang dapat melakukan hal-hal yang serupa dengan sihir."