Mohon tunggu...
Rendy Artha Luvian
Rendy Artha Luvian Mohon Tunggu... Penulis - Staf Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, anggota FLP (Forum Lingkar Pena)

Menulis adalah membangun Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Catatan Abdi Dalem (Bagian 24, Bumi Kenyalang) - Istirahat Sejenak

6 April 2024   06:25 Diperbarui: 6 April 2024   06:35 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            "Apakah ada hal yang seperti itu Imam Hassan? Hebat sekali bisa mengubah sihir menjadi teknologi," tanya Abdi.

            "Jangan meremehkan kemampuan manusia Abdi. Ya, menciptakan teknologi yang dapat melakukan hal yang sama dengan sihir. Hal itu terjadi didukung oleh semakin berkembangnya pengetahuan namun tidak diimbangi dengan iman serta akhlak mulia," jelas Imam Hassan.

            "Bagaimana contohnya Imam Hassan?"

            "Hmm.. kau mungkin tak akan percaya bila kuceritakan Abdi," Imam Hassan tampak ragu, pandangannya ke depan, ke arah lapangan yang luas. Rerumputan bergoyang di depan, kupu-kupu terlihat ketika mereka semakin mendekat. 

            "Tahukah kau bagaimana sihir untuk menyiksa seseorang dari jauh dilakukan? Salah satunya dengan media boneka dimana para penyihir itu dapat melihat melalui mata korban dan masuk ke pikirannya, sambil menyiksa dengan menusuk-nusukkan jarum atau membakar bagian tertentu dari boneka yang menjadi perantara," Imam Hassan mencari tempat yang nyaman untuk beristirahat, ia memutuskan untuk berjalan agak ke tengah dekat sebuah pohon besar.

            "Jadi.. ada teknologi yang bisa membuat pikiran manusia dapat diketahui orang lain dan bahkan apa yang dilihat melalui matanya juga?" Abdi tampak keheranan.

            "Hahaha, bahkan mimpi pun bisa dimanipulasi Abdi! aku hidup lebih lama dari dirimu, bagaimana kalau kukatakan dulu ada banyak?" Imam Hassan duduk di hamparan rumput yang luas, angin terasa sangat sejuk sekali berhembus.

            "Ah.. tapi.. dimana..bagaimana..." tanya Abdi ikut duduk di samping.

            "Sekarang sudah tidak ada Abdi, tapi bisa jadi teknologi itu di masa depan akan muncul lagi..."

            Sebelum Abdi bertanya lebih jauh, tampaknya Imam Hassan lebih tertarik untuk beristirahat sejenak dan menikmati suasana yang amat nyaman ini,

            "Tahukah kau makhluk yang buta sebelah matanya dan hanya bisa melihat melalui satu mata saja?" lagi-lagi sebelum Abdi menjawab, Imam Hassan kembali melanjutkan kata-katanya. Kali ini sambil berbaring di rerumputan yang empuk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun