Name calling: memberikan label negatif atau ejekan kepada pihak lawan atau ide-ide yang tidak disukai.
Glittering generalities: menggunakan kata-kata atau frasa yang memiliki makna positif atau emosional yang tinggi, tetapi tidak jelas definisinya.
Transfer: menghubungkan otoritas, prestise, atau simpati dari sesuatu yang dihormati atau disukai kepada sesuatu yang ingin dipromosikan atau diterima.
Testimonial: menggunakan kesaksian atau dukungan dari orang-orang terkenal, populer, atau berpengaruh untuk mempengaruhi khalayak.
Plain folks: menciptakan kesan bahwa propagandis atau kliennya adalah orang-orang biasa, sederhana, atau bersahabat dengan khalayak.
Card stacking: menyajikan fakta-fakta yang hanya mendukung satu sisi dari suatu isu, sementara mengabaikan atau mengecilkan fakta-fakta yang bertentangan.
Bandwagon: menciptakan kesan bahwa banyak orang telah bergabung atau mendukung suatu gerakan, partai, atau produk, sehingga khalayak merasa harus ikut serta.
Smith juga menekankan pentingnya analisis propaganda sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kewaspadaan dan kritisisme khalayak terhadap informasi-informasi yang mereka terima. Analisis propaganda meliputi beberapa langkah (Smith & Smith, 1956; h. 25), yaitu:
1) Mengidentifikasi sumber dan tujuan propaganda
2) Meneliti konteks dan latar belakang propaganda
3) Menilai kebenaran dan relevansi fakta-fakta yang disajikan