Mereka berkenalan pada hari pengembalian formulir mahasiswa baru ke Fakultas Seni Universitas Maladum Kota Sorong (UMS), hari pertama Tio di Kota Minyak.
Yohan merupakan tipe orang yang aktif menyapa siapa saja yang ditemuinya.
Raut wajah yang selalu tersenyum memberinya kesan ramah. Yohan juga merupakan orang yang ringan tangan untuk membantu orang lain.
Tanpa diminta, ia akan menawarkan diri untuk membantu siapa saja yang terlihat membutuhkan bantuan, termasuk Tio yang saat itu kebingungan mencari loket pengembalian formulir.
Yohan --makhluk paling altruistik yang pernah ditemui Tio--- berjalan menghampirinya lalu menawarkan bantuan untuk mengantarnya ke loket pengembalian formulir.
Sejak itu, mereka bagai sepasang sepatu yang selalu bersama ke mana saja.
Terlihat janggal tanpa kehadiran partnernya.
Berbeda namun saling melengkapi.
Kalau Tio yang berperawakan tegas dan introvert menciptakan suasana dingin sewaktu mengendalikan keributan di dalam forum mahasiswa, maka ia punya Yohan yang dengan mudah akan mencairkan suasana menggunakan humor ringan dan wajah ramahnya.
"Aku pasti sudah mati di dalam sana tanpamu tadi, dungu" canda Tio berterima kasih pada temannya seusai rapat pembentukan panitia amal bencana gempa Palu 2 tahun lalu.
"Sudah pasti, kikuk" balas Yohan mengacak rambut Tio.