Mohon tunggu...
Re Ayudya
Re Ayudya Mohon Tunggu... Lainnya - Psikoedukator_Konselor

Enthusiast to Psychology and Education

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Pentingnya Kesehatan Mental Seorang Ibu

25 Maret 2022   18:46 Diperbarui: 27 Maret 2022   15:01 1286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seorang ibu mengalami depresi (Sumber: lifestyle.kompas.com)

Kesehatan mental juga berkaitan dengan faktor psikologis seperti trauma di masa kecil, luka batin dan pengalaman pengasuhan orang tua di masa lalu. 

Interaksi sosial pada tahap awal kehidupan dan tahap-tahap perkembangan berpengaruh terhadap kesehatan mental seseorang. Misalnya, bagaimana interaksi dan relasi dengan orang tua/pengasuh kita? 

Apakah kita mendapatkan perawatan di masa kecil yang cukup baik dan layak? Apakah tugas-tugas perkembangan kita terpenuhi dengan baik? Bagaimana cara orang tua mengasuh kita? Nilai-nilai yang kita dapatkan dan pelajari dari keluarga, akan mempengaruhi paradigma dan persepsi kita terhadap diri sendiri dan juga terhadap cara kita memandang dunia ini.

Selain hal tersebut, hierarki kebutuhan yang dimiliki juga dapat mempengaruhi kesehatan mental seseorang. Misalnya seorang anak yang tidak mendapatkan kebutuhan dasar akan kasih sayang, cinta dan penerimaan tak bersyarat dari orang tuanya, cenderung tumbuh menjadi orang dewasa yang memiliki gambar diri negatif, sehingga menjadi tidak percaya diri dan selalu merasa insecure. 

Atau seseorang yang semasa kecilnya selalu mendapatkan kekerasan, ketika tumbuh dewasa dia menjadi pribadi yang cenderung sulit mengontrol emosinya. 

Kesehatan mental juga berkaitan dengan faktor spiritual. Bukan berarti bahwa seseorang yang kesehatan mentalnya tidak baik lantas dianggap tidak beriman, namun kondisi spiritual yang baik tentu akan mempermudah proses pemulihan kesehatan mental seseorang. Penghayatan nilai-nilai spiritual juga akan membantu kita menjalani kehidupan dengan lebih bermakna.

Kesehatan mental juga berkaitan dengan faktor sosiokultural. Pandangan ini meyakini bahwa faktor ekonomi, hubungan interpersonal dengan lingkungan sosial/pertemanan, pola asuh orang tua, interaksi antar anggota keluarga, fungsi keluarga yang tidak berjalan, perubahan sosial, perkawinan, kematian orang terdekat, dan tekanan budaya dapat mempengaruhi kondisi kesehatan mental seseorang.

Tidak dapat dipungkiri kita tumbuh di tengah nilai-nilai sosial yang memandang bahwa sosok ibu adalah sosok yang mulia, berhati lembut seperti malaikat dan berperilaku mulia tanpa cacat. 

Tanpa disadari kita terbiasa mengglorifikasi sosok ibu yang sedemikian ideal dan sempurna, sehingga ketika seorang perempuan menjadi ibu, dia seakan dituntut untuk menjadi ibu yang sempurna yang selalu kuat, mampu multitasking dan rela mengorbankan apapun untuk anak dan keluarganya. 

Realitanya, seorang ibu adalah manusia biasa yang bisa rapuh dan ringkih juga. Mereka bisa merasa tertekan, lelah dan butuh pertolongan dari orang lain juga. 

Sesuatu yang manusiawi ketika seorang ibu adakalanya mampu bersikap sabar dan berkata lembut pada anak, namun ada kalanya juga merasa kewalahan menghadapi rengekan anak dan menjadi kurang sabar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun