Manusia memiliki kecenderungan untuk mendorong tindakan, yaitu personalisasi dalam bentuk aktualisasi diri, pelestarian diri, dan peningkatan diri.
Perilaku individu pada pengalaman masa lalu:
menerima, menolak atau mengabaikan. Pengalaman diterima karena konsisten dengan konstruksi diri, ditolak karena bertentangan dengan struktur diri, dan diabaikan karena tidak relevan dengan struktur diri.
Seseorang dapat dilihat dari dua sudut pandang: subjek dan objek. Manusia sebagai subjek menjadi "aku" (berpikir, melihat, dll.), dan manusia sebagai objek menjadi "aku" (pikiran, perasaan, aku, dll.). Jadi ada diri subjektif dan diri objektif, diri ideal dan diri sejati, citra diri dan pengalaman diri. Gangguan mental akibat citra diri yang tidak sesuai dengan pengalaman diri atau diri ideal yang tidak sesuai dengan orang yang sebenarnya.
Psikoterapi adalah proses harmonisasi citra diri.
Menurut pandangan ini, akar dari gangguan jiwa adalah ketidaksesuaian atau disonansi antara citra diri seseorang (bagaimana mereka melihat diri mereka sendiri) dan keadaan mereka yang sebenarnya.. Semakin besar kesenjangan antara keduanya, semakin irasional individu tersebut. Di sisi lain, pembentukan konsep diri sangat erat kaitannya dan tidak dapat dipisahkan dari perilaku individu-individu penting seperti orang tua, guru, dan kelompok teman sebaya yang berpengaruh.Â
Penerimaan bersyarat (conditional positive judgment) yang diberikan kepada seorang individu merupakan awal dari ketidakharmonisan karakter orang tersebut. Calavasili et al. (2003) menemukan bahwa otonomi memiliki dampak yang signifikan terhadap pandangan anak tentang diri mereka sendiri, dengan keterlibatan orang tua yang hangat berperan dalam membentuk keyakinan anak tentang pengasuh(2004). Menganalisis sampel orang dewasa berusia 25 hingga 74 tahun dan menemukan bahwa kurangnya dukungan emosional orang tua di masa kanak-kanak dikaitkan dengan depresi, tekanan emosional, dan penyakit kronis lainnya di masa dewasa.
Berdasarkan isu-isu yang berbeda tersebut, artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi kesenjangan antara orang yang nyata dan orang yang ideal dari perspektif teori kepribadian Carl Rogers. Penulisan artikel didukung oleh sejumlah studi literatur terkait.
METODEÂ
Pendekatan Penelitian yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif melalui studi literature dari beberapa sumber yang terakreditasi. Teknik analisis dari artikel ini dilakukan dengan menghimpun seluruh sumber terkait dan membandingkan hasil dari seluruh studi literature yang sudah ada.
PEMBAHASANÂ