Mohon tunggu...
RAUDATUL HADAWIYA
RAUDATUL HADAWIYA Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiwa di universitas negeri surabaya

saya hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kesenjangan antara Real Life dan Ideal Life pada Perspektif Teori Kepribadian Carls Rogers

21 Desember 2022   14:04 Diperbarui: 21 Desember 2022   14:15 1225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Carl Rogers adalah salah satu tokoh terkemuka dalam psikologi humanistik, berpendapat bahwa setiap orang bertanggung jawab atas kedewasaannya sendiri.. Carl Rogers mempercayai dan memiliki optimis terhadap sifat alami yang dimiliki oleh setiap manusia. Carl Rogers sangat yakin bahwa dorongan yang paling besar besar yaitu berupa aktualisasi. Aktualisasi itu sendiri yaitu memelihara diri, mempertahankan diri, dan meningkatkan diri sendiri. Hal ini dapat memberikan kesempatan terhadap setip individu yang akan berkembang. 

Carls Rogers juga berpendapat lebih baik memikirkan apa yang akan dilakukan pada saat ini, daripada memikirkan sesuatu di masa lalu, karena hal itu dapat mempengaruhi suatu tingkatan psikologis. Penggunaan teori kepribadian Carl Rogers dalam aspek karakteristik dalam kepribadian berfungsi sebagai sikap yang positif. Teori ini umumnya digunakan dalam bidang konseling dan terapis karena secara inheren terlibat dan terfokus pada bidang osteoterapi. Karakteristik yang berfungsi sepenuhnya dapat mendukung individu dalam mengembangkan kapasitas bakat yang dimilikinya serta lebih memahami dirinya.

 Di sisi lain, kelebihan dari teori Carl Roger itu sendiri yaitu mementingkan stimulus untuk berkembang. Dan juga pada teori kepribadian ini memiliki kebermaknaan seseorang ada pada suatu pengalaman sadarnya, pengalaman tersebut memberikan intelektualisasi serta emosional pada setiap individu pribadi yang akan bertambah secara terus-menerus. Hal ini yang membuat teori ini memiliki kelebihan tersendiri.

Michael Jackson lahir di lahir di Gary, Indiana, Amerika, tanggal 29 Agustus 1958. Ayah Jackson adalah pria dengan disiplin tinggi dan keganasan. Bahkan di masa kecilnya, Michael Jackson sering dicambuk dengan ikat pinggang kulitnya sendiri. Michael Jackson memulai karirnya pada usia tujuh tahun. Rekaman solo pertamanya adalah lagu utama grup Got To Be There pada tahun 1971. Selain itu, albumnya Thriller, yang dia rilis, mencetak penjualan sebanyak 104 juta kopi, menjadikannya album dengan penjualan tertinggi. 

Pada tahun 2006, Word Music menyatakan bahwa albumnya telah terjual lebih dari 750 juta kopi, menjadikannya artis terlaris sepanjang masa. Dari aset kekayaannya, Michael Jackson mempunyai hunian yang dilengkap dengan kebun binatang pribadi bertempat di Neverland Los Angel seluas 3000 acher. MJ memiliki gaya hidup yang boros, ia melakukan operasi kulit dan hidung dengan dalih untuk membantunya menyanyian lagu yang bernada tinggi. Hal tsb mendapat krititkan besar dari ras Afrika-Amerika termasuk juga dengan ayahnya. 

Pada tahun 1993, MJ dituduh melakukan pelecehan seksual pada anak  berumur 13 tahun. Dampaknya, MJ harus menghabiskan uang sebanyak 20 juta dolar pertahun untuk pembelaannya. Hingga akhirnya MJ meninggal karena overdosis injeksi obat penahan sakit dosis tinggi Demerol. Ada juga yang menyatakan bahwa kematiannya dikarenakan kegagalan jantung.

Dari kasus tersebut jika dikaitkan menggunakan teori kepribadian Carl Rogers yaitu adanya kesenjangan antara real-self & ideal-self masih terlihat. MJ sudah dituntut sebagai superstar sang ayahnya semenjak kecil. Setelah virtual itu terwujud Mj semakin ingin sebagai lebih paripurna lantaran adanya tuntutan & tekanan berdasarkan luar sebagai akibatnya tampak menciptakan jati dirinya hilang. Hal tsb bisa dicermati berdasarkan perubahan baik penampilan fisik mapuan gaya hidupnya.

Rogers menempatkan kebutuhan dasar, dorongan, dalam sistem kepribadiannya. Memelihara, menyadari dan meningkatkan semua aspek individu. Meskipun kebiasaan ini bersifat bawaan dan mengandung komponen perkembangan fisiologis dan psikologis, kesamaan masa kanak-kanak cenderung dilihat dari perspektif fisiologis (Schultz, 1991). Pertimbangkan poin-poin berikut saat mengadopsi pola pikir humanistik:

Pertama, manusia memiliki potensi positif dan kemauan untuk berkembang secara penuh. Kedua, bersikap proaktif untuk mencapai hal-hal yang positif. Upaya, tanggung jawab, kebebasan ketiga, tidak terikat oleh belenggu masa lalu, berorientasi pada masa depan dan pemenuhan diri. Keempat, perilaku manusia tidak boleh dilihat semata-mata sebagai mekanis, tetapi sebagai sifat manusia yang diwujudkan secara kreatif. Paradigma ini percaya bahwa orang memiliki tujuan aktualisasi diri saya di sini. Aktualisasi diri adalah dorongan naluriah untuk menyadari potensi menjadi orang yang unik. Ciri-ciri kepribadian penting yang terkait dengan pandangan kesehatan mental ini meliputi:

keterbukaan terhadap pengalaman dalam dan luar, kepekaan terhadap emosi, kemampuan untuk hidup "sepenuhnya" di setiap kesempatan, persepsi sebagai agen bebas, dan kemampuan individu untuk memutuskan dan mengendalikan apa yang menurutnya cocok. Kemampuan untuk Percaya (Connell), 2004). Sebagai anak-anak, anak-anak mulai membedakan atau memisahkan salah satu pengalaman mereka dari yang lain. Akibatnya, anak mulai berbagi konsep "aku" dan "milikku", lambat laun membangun konsep diri. 

Sebagai bagian dari konsep diri mereka, anak-anak juga menjelaskan akan menjadi apa mereka nantinya. Gambar-gambar ini dipengaruhi oleh meningkatnya kompleksitas interaksi kita dengan orang lain di sekitar kita. Idealnya, dengan mengamati reaksi berbasis perilaku orang lain, anak-anak berbagi pola "citra diri" yang konsisten. REAL SELF" atau IDEAL SELF, lebih kecil lagi. Gagasan yang digunakan Rogers dalam merumuskan secara kolektif psikoterapi yang berpusat pada klien (kutipan dari Hall & Lindzey, 1993) adalah:

Manusia memiliki kecenderungan untuk mendorong tindakan, yaitu personalisasi dalam bentuk aktualisasi diri, pelestarian diri, dan peningkatan diri.

Perilaku individu pada pengalaman masa lalu:

menerima, menolak atau mengabaikan. Pengalaman diterima karena konsisten dengan konstruksi diri, ditolak karena bertentangan dengan struktur diri, dan diabaikan karena tidak relevan dengan struktur diri.

Seseorang dapat dilihat dari dua sudut pandang: subjek dan objek. Manusia sebagai subjek menjadi "aku" (berpikir, melihat, dll.), dan manusia sebagai objek menjadi "aku" (pikiran, perasaan, aku, dll.). Jadi ada diri subjektif dan diri objektif, diri ideal dan diri sejati, citra diri dan pengalaman diri. Gangguan mental akibat citra diri yang tidak sesuai dengan pengalaman diri atau diri ideal yang tidak sesuai dengan orang yang sebenarnya.

Psikoterapi adalah proses harmonisasi citra diri.

Menurut pandangan ini, akar dari gangguan jiwa adalah ketidaksesuaian atau disonansi antara citra diri seseorang (bagaimana mereka melihat diri mereka sendiri) dan keadaan mereka yang sebenarnya.. Semakin besar kesenjangan antara keduanya, semakin irasional individu tersebut. Di sisi lain, pembentukan konsep diri sangat erat kaitannya dan tidak dapat dipisahkan dari perilaku individu-individu penting seperti orang tua, guru, dan kelompok teman sebaya yang berpengaruh. 

Penerimaan bersyarat (conditional positive judgment) yang diberikan kepada seorang individu merupakan awal dari ketidakharmonisan karakter orang tersebut. Calavasili et al. (2003) menemukan bahwa otonomi memiliki dampak yang signifikan terhadap pandangan anak tentang diri mereka sendiri, dengan keterlibatan orang tua yang hangat berperan dalam membentuk keyakinan anak tentang pengasuh(2004). Menganalisis sampel orang dewasa berusia 25 hingga 74 tahun dan menemukan bahwa kurangnya dukungan emosional orang tua di masa kanak-kanak dikaitkan dengan depresi, tekanan emosional, dan penyakit kronis lainnya di masa dewasa.

Berdasarkan isu-isu yang berbeda tersebut, artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi kesenjangan antara orang yang nyata dan orang yang ideal dari perspektif teori kepribadian Carl Rogers. Penulisan artikel didukung oleh sejumlah studi literatur terkait.

METODE 

Pendekatan Penelitian yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif melalui studi literature dari beberapa sumber yang terakreditasi. Teknik analisis dari artikel ini dilakukan dengan menghimpun seluruh sumber terkait dan membandingkan hasil dari seluruh studi literature yang sudah ada.

PEMBAHASAN 

Tokoh Kepribadian dan Biografi

 

Carl Ransom Rogers dilahirkan pada 8 Januari 1902 di Oak Park, Illinois, Chicago,dia merupakan  anak  ke 4 dari ke 6 bersaudara dari pasangan Walter dan Julia Cushing Rogers. Rogers  awalnya bercita-cita menjadi petani sampai setelah SMA ia melanjutkan studi di  University of Wisconsin. Ia pernah belajar pertanian dan sejarah di University of  Wisconsin. Pada tahun 1928 ia memperoleh gelar master dalam bidang psikologi dari  Universitas Columbia dan kemudian menerima gelar doktor dalam psikologi klinis pada  tahun 1931. 

Pada tahun 1931 Rogers bekerja di Departemen Studi Anak Masyarakat  (untuk Pencegahan Kekejaman terhadap Anak) di Society for the Prevention of Violence  against Children di Rochester, New York. Pada tahun-tahun berikutnya ia sibuk  membantu anak-anak bermasalah/nakal dengan metode psikologis. Pada tahun 1939, ia  menerbitkan sebuah artikel berjudul "Perawatan Klinis Anak Bermasalah," (The Clinical  Treatment of the Problem Child) yang memberinya tawaran sebagai professor di  Departemen Psikologi Universitas Negeri Ohio. 

Dan pada tahun 1942, Rogers menjabat  sebagai ketua dari American Psychological Society. Carl Rogers adalah psikolog  humanistik yang menekankan perlunya sikap saling menghormati dan tidak memihak  (antara klien dan terapis) untuk membantu orang mengatasi masalah kehidupan. Hasil  karya Rogers yang paling terkenal dan masih menjadi literatur hingga sekarang adalah  metode konseling yang disebut Client-Centered Therapy. Dua buah bukunya yang juga  sangat terkenal adalah Client-Centered Therapy (1951) dan On Becoming a Person  (1961).

 Struktur Kepribadian

 Sejak awal Rogers mengamati bagaimana kepribadian berubah dan berkembang, dan  ada tiga konstruk yang menjadi dasar penting dalam teorinya, yakni: Organisme, Medan  Fenomena, Dan Self.

 Organisme 

 Ada tiga hal yang membentuk definisi organisme:

 Makhluk hidup adalah makhluk yang lengkap dengan fungsi fisik dan  mentalnya sendiri. Ini adalah pusat dari semua pengalaman, kemungkinan yang ada dalam kesadaran dari waktu ke waktu, dan persepsi seseorang tentang peristiwa-peristiwa dalam hidupnya dan dunia di sekitarnya. untuk mengamati dan mengalami .  Realitas adalah persepsi subjektif yang dapat mempengaruhi perilaku.

 Organisme merupakan satu kesatuan sistem, setiap perubahan yang dilakukan  pada satu komponen akan berdampak pada komponen lainnya. Tujuan  mengaktualisasikan, mempertahankan, dan mengembangkan diri adalah makna  dan tujuan pribadi dari setiap perubahan.

 Holisme Organisme merupakan satu kesatuan sistem, sehingga perubahan  dalam satu bagian akan berpengaruh pada bagian lain. Setiap perubahan  memiliki makna pribadi dan bertujuan, yaitu tujuan mengaktualisasi,  mempertahankan, dan mengembangkan diri. 

 Medan Fenomena 

 Artinya, seluruh pengalaman, baik internal maupun eksternal, baik yang disadari  maupun yang tidak disadari. Medan fenomena adalah pengalaman pribadi  sepanjang hidup di dunia dan persepsi subjektif.

 Diri (self) 

 Konsep diri merupakan penggabungan dari semua segi pengalaman seseorang  yang disadari oleh seorang individu (walaupun tidak selalu akurat). Menurut  Rogers, konsep diri adalah kesadaran internal yang konstan dari pengalaman yang  berhubungan dengan aku dan membedakan aku dari mereka yang tidak (Schultz,  Duane; 1991). Untuk memperlihatkan  apakah dua konsep diri sesuai, 

Rogers  memperkenalkan konsep lain: ketidaksepakatan dan kesepakatan. Diskrepansi  adalah perbedaan antara persepsi diri dan pengalaman aktual, dengan konflik batin  dan kebingungan. Kesesuaian berarti situasi di mana kesadaran diri diungkapkan  dengan hati-hati dengan konsep diri yang lengkap, terintegrasi, dan benar.  Ketidak-seimbangan dan kepribadian yang tidak sehat menyebabkan  terjadinyas suatu kesenjangan. Menurut Carl Rogers ada bebeapa hal yang  mempengaruhi Self, yaitu:

 Kesadaran.

 Konsep diri dan diri ideal terbentuk karena adanya kesadaran. Ada 3 tingkat  kesadaran.

 Pengalaman bawah ambang sadar akan ditolak atau disangkal. 

 Pengalaman yang secara langsung diakui oleh struktur diri dapat  diaktualisasikan secara simbolis. 

 Pengalaman akan dirasakan dalam bentuk distorsi. Jika sebuah  pengalaman tidak sesuai dengan diri, maka akan dibentuk kembali dan  didistorsikan hingga mampu diasimilasikan oleh konsep diri.

 Kebutuhan Pemeliharaan 

 Tubuh memiliki kecenderungan untuk ingin diam dan menolak tumbuh demi pemeliharaan dan kepuasan biologis tubuh terhadap makanan, air, udara, dan keamanan.Peningkatan diri 

 Diri akan mempunyai kemampuan untuk belajar dan berubah walaupun  tubuh menolak untuk melakuan perkembangan.

 Penghargaan positif (positive regard)

 Ketika rasa diri ini muncul, itu menciptakan kebutuhan untuk dicintai, disukai, dan diterima oleh orang lain.

 Penghargaan diri yang positif (positive self-regard)

 Dimana kebutuhan akan harga diri dapat menimbulkan ketidakpuasan dan frustasi, diri menghindari frustasi dengan mencari kepuasan dari harga diri yang positif.Dinamika Kepribadian

 Sebuah kekuatan pendorong tunggal (untuk mencapai aktualisasi diri) dan tujuan  hidup tunggal (untuk menjadi aktualisasi diri) akan dimiliki oleh setiap individu.  Pengalaman dimulai dengan kepuasan fisik, mengembangkan kepuasan emosional dan  sosial, dan dievaluasi kemampuannya untuk memberikan kepuasan. Akhirnya, konsep  melingkupi gambaran tentang siapa kita, siapa kita seharusnya, dan siapa kita bisa  menjadi. Kesadaran memiliki konsep diri mengembangkan penerimaan positif.

 Rogers mendasarkan teorinya tentang dinamika kepribadian pada konsep aktualisasi  diri. Kekuatan pendorong di balik pengembangan diri dan potensi pribadi, itu melekat  di alam dan telah menjadi karakteristik semua manusia merupakan sebuah aktualisasi  diri. Yang mana kekuatan pendorong tersebut berfungsi untuk mengeluarkan kualitas  manusia yang unik seperti kreativitas dan inovasi.

 Penerimaan Positive (Positive Regard)

 Seseorang yang telah puas menerima sebuah penerimaan positif akan memberi  sebuah penerimaan positif pula kepada orang lain.

 Konsistensi dan Kesesuaian Diri (Self Consistensy and Congruence). Individu ditugaskan untuk menjaga konsistensi kesadaran diri (konsistensi =  non-konflik) dan kesesuaian antara kesadaran diri dan pengalaman (saling  sesuai).

 Aktualisasi diri. (Self Actualization).

 Kepercayaan Roger menjelaskan individu selalu bergerak maju. Tindakan ini  tidak hanya bertujuan untuk mengurangi tekanan energi, tetapi untuk mencapai  aktualisasi diri, kebutuhan akan pemeliharaan dan perbaikan diri (improvement). Kebiasaan aktualisasi diri yang dirasakan dalam kesadaran inilah yang dimaksud dengan aktualisasi diri.  Kecenderungan realisasi hampir identik bila organisme dan diri berjalan selaras, tapi jika citra  diri mereka terjadi perbedaan, maka pengalaman organisme seseorang tidak  selaras dengan citra diri mereka (Feist, 2013).

 Sifat-Sifat Kepribadian

 Rogers mencantumkan lima karakteristik orang yang berfungsi penuh.

 Terbuka terhadap pengalaman

 Manusia yang berfungsi penuh lebih fleksibel daripada kaku atau defensif. Dalam arti bahwa Anda tidak hanya mendapatkan pengalaman dari kehidupan, tetapi Anda dapat menggunakannya sebagai peluang untuk perspektif dan ekspresi aru.

 Kehidupan eksistensial

 Manusia  yang tidak mudah dianggap bias atau dimanipulasi oleh pengalaman, tetapi  yang beradaptasi karena kepribadian mereka selalu terbuka terhadap pengalaman  baru.

 Percaya pada organisme sendiri

 Bertindak berdasarkan apa yang terasa benar adalah panduan yang sangat andal  untuk membuat keputusan tindakatan yang lebih tepat daripada faktor pemikiran  atau  kecerdasan.

 Merasaan bebas

 Orang yang lebih sehat memiliki lebih banyak kebebasan untuk mengambil keputusan dan bertindak.

 Kreativitas

 Orang yang kreatif bertindak secara bebas dan menciptakan kehidupan, ide, dan  rencana yang konstruktif serta dapat mewujudkan kebutuhan dan potensinya dengan  cara yang kreatif dan memuaskan.

 Perkembangan Kepribadian

 Rogers tidak mengemukakan tahapan (stages) dalam perkembangan kepribadian.  Dia lebih tertarik pada cara individu memandang dirinya. Dia sangat ingin tahu tentang  cara individu memandang dirinya sendiri. Ini berkaitan dengan konsep diri. Bagian sadar dari ruang fenomenal Rogeria ditemukan dan dilambangkan di mana "aku" adalah dasar dari semua pengalaman. Konsep diri adalah bagian sentral dari pengalaman individu dan perlahan-lahan dibedakan menjadi citra diri tentang siapa saya dan siapa saya dan apa yang perlu saya lakukan.

 Oleh karena itu, konsep diri adalah kesadaran diri yang dijaga oleh studi tentang hubungan saya dengan diri saya sendiri dan perbedaan antara saya dan mereka yang bukan saya. Konsep diri ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu konsep diri sejati dan konsep diri ideal. Menunjukkan apakah dua konsep diri cocok.

 Menurut Rogers, ibu dan ayah memperburuk perselisihan ini setelah menunjukkan kasih sayang bersyarat kepada anak-anak mereka. Jika anak berperilaku baik, orang tua menerimanya.Di sisi lain, jika ibu dan ayah  menunjukkan kasih sayang tanpa syarat, maka anak itu mungkin dapat mengembangkan  congruence-nya. Remaja yang ibu dan ayahnya memberikan kasih sayang bersyarat  akan mempertahankan ketergantungan masa remajanya ini untuk berubah agar dapat  dikenal di lingkungan sekitarnya.

 Kebutuhan dasar akan kehangatan, penghargaan, penerimaan, pengagungan, dan  cinta dari orang lain perlu dimiliki oleh setiap manusia. Perkembangan diri ini memiliki  pengaruh besar dari seorang ibu karena sebuah cinta yang diterima anak sejak saat kecil. Need for positive regard terbagi lagi menjadi 2 yaitu conditional positive regard (bersyarat) dan unconditional positive regard (tak bersyarat).

 Jika individu menerima cinta tanpa syarat, maka dia akan mengembangkan  penghargaan yang luar biasa untuk dirinya sendiri (unconditional positive  regard) di mana anak dapat meningkatkan kemampuannya dalam upaya  untuk menampilkan sepenuhnya.

 Jika sekarang tidak lagi terpenuhi, maka anak akan mengembangkan penghargaan positif bersyarat (conditional positive regard). Dimana dia akan  mencela dirinya sendiri, dan mendapat pengalaman rasa bersalah dan tidak  berharga.

 Aplikasi Kepribadian

 Carl Roger sebenarnya tidak terlalu fokus pada kepribadian. Tetapi Carl Rogers  terkenal karena kontribusinya terhadap pendekatan terapi. Terapi praktisinya memiliki  dua nama, Awalnya yakni melalui pendekatan konseling yang disebut non-directive therapy, kemudian sekarang menjadi Client Centered therapy. Pertama dia  menyebutkan non-direktif therapy karena dia percaya terapis tidak boleh mengarahkan  kliennya, tetapi memberi kebebasan klien atau konseli dalam mengarahkan dirinya  sendiri.

Semakin banyak pengalaman yang dia dapatkan selama proses konseling.  Kemudian Rogers Ganti istilah ini dengan metode yang berpusat pada klien (Client  Centered therapy). Dia masih berpegang bahwa klienlah yang mengatakan apa yang  salah dengan mereka, berusaha memperbaiki sendiri dan mengambil kesimpulan apa  yang dihasilkan selama proses terapi.

 Tujuan konseling berdasarkan teori Client Centered yakni untuk  mengembangkan kepribadian konseli sebagai pribadi yang holistik dan memiliki  kemampuan untuk memecahkan masalah mereka sendiri. Holistik disini artinya  struktur kepribadian tidak terbagi menjadi citra diri dengan kenyataan. tanggung jawab

 dan keterampilan. Pada kasus ini keterampilan dan kemampuan penyedia layanan  dalam hal ini yakni seorang konselor sangat diperlukan. Beberapa keterampilan  konselor menurut teori Client Centered yang dikemukakan oleh Carl Roger  (Nursyamsi, 2017), yakni :

 Congruen : Konselor menunjukkan sikap keaslian dan sesuai dengan citra diri  konselor yang apa adanya baik secara pribadi maupun profesional. Konselor  tidak menutupi ataupun berpura-pura selama proses konseling.

 Emphaty : Kemampuan memahami perspektif dan perasaan orang lain. Konsep  empati ini sama dengan internal frame of reference, yang berfungsi untuk memahami orang lain menurut sebuah kerangka persepsi dan emosional dari orang lain.

 Unconditional Positive Regards : Konselor menerima konselinya tanpa syarat  dan menunjukkan sikap yang hangat dan positif menerima dan menghormati  orang lain sebagai individu tanpa mengharapkan pujian untuk diri mereka  sendiri.

 

PENUTUP 

 

 Kesimpulan 

 Carl Rogers adalah psikolog humanistik yang menekankan perlunya sikap saling  menghormati dan tidak memihak (antara klien dan terapis) untuk membantu orang  mengatasi masalah kehidupan. Metode konseling yang disebut Client-Centered Therapy merupakan sebuah hasil karyanya masih banyak digunakan hingga saat  ini. Dua buah bukunya yang juga sangat terkenal adalah Client-Centered Therapy (1951)  dan On Becoming a Person (1961). Menurut Rogers, aktualisasi diri adalah motivasi bagi  individu yang sehat. 

Dengan demikian, individu yang sadar dan rasional menjadi tidak  terkendali. Tiga komponen membentuk fondasi kunci dari teorinya. Organisme, bidang fenomena, dan diri.. Sifat-Sifat Khas Kepribadian Manusia, Terbuka (Opennes).  Sifat berhati-hati ( conscientiousness), Mudah bersepakat (agreeableness), Neurotisisme  (neuroticism). Congruen : Konselor menunjukkan sikap keaslian dan sesuai dengan citra  diri konselor yang apa adanya baik secara pribadi maupun profesional. 

Konselor tidak  menutupi ataupun berpura-pura selama proses konseling. Emphaty : Empati adalah  kemampuan untuk memahami perspektif dan perasaan orang lain. Carl Rogers menjelaskan  konsep empati ini dengan internal frame of reference, yang berarti memahami orang lain  berdasarkan kerangka persepsi dan emosional orang lain. Unconditional Positive Regards : Konselor menerima konselinya tanpa syarat dan menunjukkan sikap yang hangat dan  positif menerima dan menghormati orang lain sebagai individu tanpa mengharapkan pujian  untuk diri mereka sendiri.

 

DAFTAR PUSTAKA 

 

Alwisol (2004), Psikologi Kepribadian, Malang: UMM Press

 

Amalia, L. (2013). MENJELAJAHI DIRI           DENGAN TEORI KEPRIBADIAN CARL R. ROGERS. M U A D D I B Vol.03 No.01, 87-98.

 

Corey, G. (2007). Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: PT Refika Aditama. Feist, J., & Feist, G.J. 2013. Teori Kepribadian. Jakarta : Salemba Humanika

 

Nursyamsi, N. (2017). Kepribadian Konselor Efektif. Jurnal Al-Taujih: Bingkai Bimbingan Dan Konseling Islami, 3(2), 1--7.

 

Pervin, L.A., Cervone, Daniel., & John, O.P. 2010. Psikologi Kepribadian: Teori dan Penelitian, Edisi Kesembilan. Jakarta : Kencana

 

Ratu, B. (n.d.). PSIKOLOGI HUMANISTIK (CARL ROGERS) DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING. 10-18.

 

Retrieved from https://core.ac.uk/download/pdf/289935103.pdf

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun