Mohon tunggu...
RATU BILKIS
RATU BILKIS Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Mercu Buana

Nama : Ratu Bilkis Nim : 43221010120 Nama Dosen : Apollo, Prof. Dr, M. Si. Ak -S1 Akuntansi- Mata Kuliah Sistem Informasi Akuntansi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

A-403; TB 2 Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB_Teori Pencegahan Korupsi dan Kejahatan Pendekatan Paideia

12 November 2022   19:51 Diperbarui: 12 November 2022   20:08 653
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Plato menjelaskan bahwa metode pendidikan yang digunakan untuk mengembangkan calon pemimpin harus fokus pada inti identitas, yaitu jiwa. Oleh karena itu, pendidikan harus memliki tujuan yang jelas untuk membimbing mereka menuju tujuan dan cita-cita. (A.S. Wibowo, 2017). Maka dari itu Pendidikan (Paideia), penting untuk mencegah terjadinya perbuatan korupsi.

dokpri
dokpri

Mengapa seseorang melakukan Korupsi?

Jika seseorang atau sekelompok melakukan tindak kejahatan korupsi, maka akan ada alasan atau penyebab tertentu untuk melakukan hal tersebut. Berikut ini alasan atau penyebab seseorang melakukan korupsi menurut teori GONE yang dijelaskan oleh Jack Bologne:

1. Greed (keserakahan): Seseorang melakukan korupsi karena adanya sikap serakah yang ada dalam dirinya. Sikap tersebut menodai jiwa yang suci dan sikap keserakahan dapat tidak terkendali, kemudian bermetafosis untuk merubah hidup seseorang agar tidak pernah merasakan kecukupan dalam hidupnya. Sikap serakah yang berlebihan membuat seseorang menghalalkan segala cara untuk melakukan korupsi demi mencapai tujuan yang diinginkan.

2. Opportunity (kesempatan): Berkaitan dengan keadaan organisasi, instansi, masyarakat yang sedemkian rupa sehingga terbuka bagi seseorang untuk melakukan kecurangan. Jika peluang kesempatan lebih besar, maka akan terjadi kecurangan yang biasanya disebabkan karena sistem atau aturan yang ditegakkan tidak tegas.

3. Need (Kebutuhan): Hal ini berkaitan dengan faktor-faktor yang dibutuhkan individu untuk menunjang hidupnya. Misalnya korupsi terjadi karena kondisi kebutuhan seseorang yang memperoleh gaji yang tidak seimbang denganpengeluarandan gaya hidup.

4. Exposure (Pengungkapan): Hal ini berkaitan dengan diungkapnya kecurangan dan berat hukuman terhadap pelaku kecurangan. Semakin besar kemungkinan maka kecurangan dapat diungkap, semakin berat hukuman kepada pelaku kecurangan akan semakin kurang dorongan seseorang untuk melakukan kecurangan.

Dari beberapa penjelasan di atas, jelaslah bahwa korupsi sebenarnya bukanlah peristiwa yang berdiri sendiri. Korupsi melibatkan banyak kompleksitas. Faktor penyebab dapat muncul dari dalam diri pelaku korupsi, namun dapat juga muncul dari kondisi lingkungan yang mendorong seseorang untuk melakukan korupsi. Dengan demikian, penyebab korupsi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

1. Faktor internal adalah faktor yang mendorong terjadinya korupsi dari dalam.

a. Aspek Perilaku Individu

  • Sifat tamak/rakus manusia. Korupsi, bukanlah kejahatan kecil dimana mereka hanya membutuhkan makan. Korupsi adalah kejahatan orang profesional yang rakus. Sudah berkecukupan, tapi serakah. Mempunyai hasrat besar untuk memperkaya diri. Factor penyebab korupsi pada pelaku semacam itu datang dari diri sendiri, yaitu keserakahan dan ketamakan.
  • Moral yang kurang kuat. Orang-orang dengan moral yang lemah rentan terhadap korupsi. Godaan bisa datang dari atasan, rekan kerja, bawahan, atau pihak lain yang menawarkan peluang.
  • Gaya hidup yang konsumtif. Hidup di kota besar seringkali mendorong gaya hidup konsumtif. Perilaku konsumsi jika tidak diimbangi dengan pendapatan yang memadai, membuka peluang bagi seseorang untuk melakukan berbagai tindakan untuk memenuhi keinginannya. Salah satu tindakan yang mungkin dilakukan adalah korupsi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun