MANFAAT PENELITIAN
D. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan keilmuan tentang bagaimana cara  mengembangkan kemampuan motorik halus menggunakan teknik kolase.
D. Manfaat Untuk Pengembangan Praktis
Bagi Anak
Anak mendapatkan stimulus dan bimbingan dengan baik sehingga bakat kreativitasnya dapat berkembang secara optimal.
Bagi Guru
Guru dapat mengetahui kelemahan terhadap program pembelajaran yang ia lakukan di dalam kelas sehingga dengan kelemahan tesebut guru dapat memperbaiki diri.
Bagi Kepala Sekolah
Sebagai acuan melakukan supervisi guru terkait kinerja guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran bagi anak didik.
Bagi Sekolah
Mendapat kepercayaan dari orang tua karena sekolah telah berhasil membimbing anak untuk mendapatkan prestasi akademik.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
KEMAMPUAN MOTORIK HALUS
Definisi Motorik Halus
Kata motor dalam psikologi diartikan sebagai istilah yang menunjuk pada hal, keadaan, dan kegiatan yang melibatkan otot-otot juga gerakan-gerakannya, demikian pula kelenjar-kelenjar juga sekresinya (pengeluaran cairan/getah). Secara singkat motor dapat dipahami sebagai segala keadaan yang dapat meningkatkan ayau menghasilkan stimulasi/ rangsangan terhadap organ-organ fisik (Syah, 2014).
Motorik halus adalah gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu, khususnya koordinasi mata dengan tangan yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Seperti, mencoret-coret, menyusun balok, menggunting, menulis, mengetik, menggambar, dan mengancingkan baju, dan lain-lain (Rudiyanto, 2016).
Motorik halus yaitu kemampuan yang melibatkan otot-otot halus yang mengendalikan tangan, kaki, kontrol koordinasi, dan ketangkasan dalam menggunakan tangan dan jemari. Seperti, mengocok telur, mencocokan puzzle, membuka/merapatakan resliting, dan lain sebagainya (Beaty, 2013).
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dapat peneliti simpulkan motorik halus adalah perkembangan fisik, gerakan yang melibatkan otot-otot halus yang dapat menggerakan jari jemari, khusunya koordinasi mata dengan tangan. Seperti, menulis, menngambar, mewarnai, bermain puzzle, mengancingkan baju, mengocok telur, dan lain-lain.
Tujuan perkembangan motorik halus
Tujuan peningkatan motorik halus diantaranya untuk meningkatkan kemampuan anak agar dapat mengembangkan kemampuan motorik halus, khusnya jari tangan dan optimalisasi ke arah yang lebih baik, dengan cara anak mampu mengembangkan kemampuan motorik halus jari tangannya ke arah yang baik (Rudiyanto, 2016).
Pemaparan diatas dapat peneliti simpulkan bahwa tujuan mengembangkan motorik halus adalah mengembangkan kemampuan untuk menggerakan jari tangan anak ke arah yang lebih baik seperti anak yang tadinya belum bisa menulis jadi bisa menulis, anak belum bisa memakai sepatu menjadi bisa memakai sepatu sendiri.
Fungsi perkembangan motorik halus
Beberapa fungsi dari pentingnya mengembangkan perkembangan motorik halus adalah sebagai berikut:
Keterampilan motorik anak dapat menghibur dirinya dan merasa senang mendapatkan keterampilan memainkan boneka, melempar dan menangkap bola, atau memainkan mainan lainnya.
Melalui keterampilan motorik halus anak dapat beranjak dari kondisi bergantung pada orang lain dan menjadi lebih mandiri dan percaya diri.
Melalui keterampilan motorik anak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah pada usia pra sekolah.
Hasil pemaparan diatas dapat peneliti simpulkan bahwa fungsi dari motorik halus supaya anak mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitar, anak merasa percaya diri dan lebih mandiri.
Karakteristik motorik halus
Adapun karakteristik perkembangan motorik halus pada anak usia 5-6 tahun sebagai berikut:
Menggambar sesuai gagasannya
Meniru bentuk
Melakukan eksplorasi dengan berbagai media dan kegiatan
Menggunakan lat tulis dan alat makan dengan benar
Menggunting sesuai dengan pola
Menempel gambar dengan tepat
Mengekspresikan diri melalui gerakan menggambar secara rinci.
Beberapa karakteristik perkembangan motorik halus diatas dapat peneliti simpulkan bahwa pentingnya mengembangkan kemampuan gerak motorik halus anak supaya anak dapat mempersiapkan diri untuk melanjutkan kejenjang berikutnya.
KOLASE
Definisi Media Kolase
Media dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk membawa informasi dari suatu sumber kepada penerima. Jika dikaitkan dengan pembelajaran, media diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi berupa materi ajar dapi pendidik kepada peserta didik, sehingga peserta didik tertarik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran (Kustiawan, 2016).
Kolase berasal dari bahasa Perancis, yaitu "Coller" yang berarti lem / tempel, jadi bisa dikatakan Kolase adalah sebuah teknik menempel unsur-unsur yang berbeda (bisa berupa kain, kertas, kayu, dan lain-lain) ke dalam sebuah frame sehingga menghasilkan sebuah karya seni yang baru. Secara umum kolase adalah teknik menggabung beberapa objek menjadi satu. Tidak hanya asal jadi, tapi objek --objek itu harus mampu bercerita untuk menciptakan kesan tertentu. Kolase merupakan perkembangan lebih lanjut dari seni lukis. Di mana pada awal abad ke-20 para perupa sering menambahkan (menempelkan) unsur-unsur yang berbeda ke dalam lukisan mereka seperti potongan-potongan kain, kayu ataupun kertas koran, namun memang ada perbedaan yang sangat signifikan antara seni kolase dan seni lukis (Moeslichatoen, 2004). Kolase ialah gambar yang dibuat dari potongan kertas atau material lain yang ditempel (Nicholson, 2005).
Hasil pemaparan diatas dapat peneliti simpulkan bahwa media kolase adalah alat untuk menyampaikan pembelajaran melalui kegiatan menempel supaya lebih mudah untuk dipahami oleh peserta didik.
Kelebihan kolase
Adapun kelebihan melalakukan kegiatan kolase diantaranya adalah: melatih konsentrasi, mengenal warna, mengenal bentuk (Sabekti, 2017).
Melatih konsentrasi
Kegiatan menempel ini membutuhkan konsentrasi serta koordinasi mata dan tangan. Koordinasi ini sangat baik untuk merangsang pertumbuhan otak dimasa pertumbuhan dan perkembangan anak (Mulyani, 2007).
Mengenal warna
Kolase terdiri dari berbagai warna seperti: merah, kuning, hijau, putih dan lain-lain, anak dapat belajar mengenal warna melalui kegiatan kolase (Hanindita, 2015).
Mengenal bentuk
Selain warna, beragam bentuk pada kolase bermacam- macam seperti bentuk geometri, hewan, tumbuhan, kendaraan dan lain sebagainya. Dengan kegiatan seperti ini anak akan lebih mudah dalam mengenal bentuk (Halimah, 2016).
Hasil pemaparan diatas dapat peneliti simpulkan bahwa media kolase dapat digunakan untuk meningkatkan motorik halus peserta didik
Bahan yang perlu digunakan dalam membuat kolase
Adapun bahan-bahan yang perlu digunakan dalam pembuatan kolase seperti: biji-bijian dan daun (Suryanto, Wahyono, Aminah, 2009).
Biji-bijian
Biji-bijian ini banyak jenisnya, bentuk, ukuran, warna, dan tekstur. Biji-bijian (jagung, kacang hijau, kacang merah, kedelai) ini hendaknya dikeringkan terlebih dahulu supaya teksturnya tidak berubah.
Daun
Daun meimiliki banyak jenis dalam penelitian ini peneliti menggunakan daun pisang, sebelum digunakan daun pisang dikeringkan terlebih dahulu supaya mudah untuk di tempel ke pola yang sudah disiapkan.
Langkah-langkah pembuatan kolase
Adapun tahapan pembuatan kolase diantaranya sebagai berikut :
Siapkan pola bergambar
Siapkan beberapa bahan yang ingin di tempelkan ke pola tersebut seperti biji-bijian dan daun.
Berikan lem pada pola yang yang telah disediakan kemudian rekatkan bahan yang telah disiapkan ke pola tersebut (Munafiah et al, 2018).
Tahapan pembuatan media kolase sangatlah sederhana dan mudah untuk dilakukan dengan tahapan seperti di atas maka kegiatan ini sangat cocok untuk anak usia pra sekolah.
HASIL-HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN DENGAN MOTORIK HALUS
Penulis mengamati terdapat hasil penelitian yang relevan terkait dengan teknik motorik halus melalui kegiatan kolase tersebut:
Skripsi yang di susun oleh Uswatun Khasanah dari program Studi Pendidikan Anak Usia Dini pada tahun 2014 dengan judul "Identifikasi Pengembangan Motorik Halus Menggunakan Kegiatan Mozaik anak tk kelompok B di Gugus II Kecamatan Sanden Bantul tahun pembelajaran 2013. Hasil dari penelitian tersebut menyimpulkan bahwa pengembangan motorik halus menggunakan kegiatan mozaik anak TK kelompok B di Gugus II Kecamatan Sanden Bantul sudah sangat baik.
Skripsi yang di susun oleh Dwi Kasiyati dari Program Studi S1 PAI pada tahun 2014 dengan judul "Upaya meningkatkan kemampuan anak mengenal huruf hijaiyah dengan teknik kolase pada Kelompok A di Tk Masyithoh Kategan, Patalan, Jetis, Bantul. Hasil dari penelitian tersebut menyimpukan bahwa: (1) penerakan teknik kolase untuk meningkatkan kemampuan mengenal huruf hijaiyah kelompok A TK Masyithoh Kategan dilaksanakan dalam tiga siklus. Secara keseluruhan pelaksanaan tindakan berjalan dengan lancar, sesuai dengan rencana yang telah disusun dan dilakukan ferleksi di setiap siklusnya terjadi peningkatan kemampuan anak secara bertahapdalam pembelajaran pengenalan huruf hijaiyah,(2) peningkatan kemampuan anak dalam mengenal huruf hijaiyah dengan teknik kolase mengalami peningkatan yang signifikan. Peningkatan kemampuan mengenal huruf hijaiyah terlihat pada kemampuan menyebutkan huruf hijaiyah yang dimaksud penelitian, menunjukan huruf hijaiyah yang dibuat kolase dan membaca huruf hijaiyah di depan kelas.
Skripsi yang disusun oleh Kyky Julianti Setyaningrum dari Program Study Pendidikan Anak Usia Dini pada tahun 2013 dengan judul " Upaya mengembangan kemampuan motorik halus menggunakan teknik 3M (Melipat,Menggunting, dan Menempel) pada kelompok A di TK ABA Karang Kalasan 2013. Hasil penelitian upaya mengembangkan kemampuan motorik halus menggunakan teknik 3M menyimpulkan bahwa keberhasilan meningkat dengan diperoleh melalui kegiatan dengan teknik 3M (melipat, menggunting, menempel) dengan langkah-langkah pembelajaran yaitu: (1)menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan,
(2) memberikan contoh kegiatan yang akan dilakukan,(3) membagikan alat dan bahan yang akan digunakan,(4) anak diperkenankan membuat karya sesuai dengan contoh yang telah diberikan oleh guru.
Skripsi yang di susun oleh Yunita Dewanti Munica dari Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini pada tahun 2013 dengan judul "Meningkatkan keterampilan motorik halus melalui kegiatan menganyam pada anak kelompok B di Tk Pkk Sindumartani Ngemplak Sleman. Hasil dari penelitian tersebut menyimpulkan bahwa kegiatan menganyam dapat meningkatkan keterampilan motorik halus anak kelompok B di Tk Pkk Sindumartani Ngemplak Sleman.
Skripsi yang disusun oleh Mumpuni Arum Bakti dari Proram Studi Pendidikan guru pendidikan anak usia dini pada tahun 2014 dengan judul "Peningkatan keterampilan motorik halus melalui kegiatan meronce menggunakan bahan tanah liat pada kelompok B TK Yayasan Masyithoh Beran, Bugel, Kulon Progo. Hasil penelitian peningkatan keterampilan motorik halus melalui kegiatan meronce menggunakan bahan tanah liat menyimpulkan bahwa keberhasilan tersebut dilakukan dengan langkah- langkah sebagai berikut: (1) penjelasan guru dalam meronce lebih diperjelas dengan guru mendemonstrasikan cara meronce sampai selesai,(2) penelitian membuat lubang roncean dibuat lebih besar,(3) Penelitian membakar ujung roncean,(4) Guru mendampingi dan memotivasi anak,(5) Penelitian menambah jumlah wadah yang tersedia agar anak tidak berebut saat mengambil roncean.
Skripsi yang disusun oleh Nurul Fadhilah dari Program Studi pada Pendidikan guru pendidikan anak usia dini tahun 2014 dengan judul "Meningkatkan kemampuan motorik halus melalui kegiatan mewarnai di kelompo B TK KKLKMD Sedyo Rukun Bambanglipuro Bantul. Hasil dari penelitian meningkatkan kemampuan motorik halus melalui kegiatanmewarnai menyimpulkan bahwa keberhasilan tersebut tidak terlepas dari langkah-langkah pembelajaran yaitu: (1) Satu kelas dibagi menjadi 3 kelompok terdiri dari 4-5 anak,(2) Tiap kelompok mendapatkan 4-5 macam pewarna yang sudah diletakkan dalam wadah, (3) Guru memberikan contoh kegiatan mewarnai yang akan dilakukan,(4) Menyampaikan aturan yang telah disepakati selama kegiatan mewarnai,(5) Gambar yang diwarnai disesuaikan dengan tema yang sedang berlangsung di TK.