Prolog
Katanya masa SMA adalah masa - masa yang paling indah. Menurutku sih iya, aku yang merasakannya sendiri. Aku kira masa SMA adalah masa - masa dimana kita tidak bisa lagi bahagia karena sudah beranjak dewasa tapi perkiraanku salah. Aku masih bisa bahagia bersama teman - temanku banyak kisah kasih yang pernah kita lakukan bersama. Mungkin tidak bahagia karena tugas yang menumpuk, ulangan yang tiba tiba mendadak dan lainnya yang sudah biasa kita rasakan. Keberanjakanku menjadi remaja sudah akan dimulai. Dan menghilangkan sifat kekanak - kanakanku di SMP menjadi sifat kedewasaanku di SMA.Â
Orang yang manja kini harus bisa menjadi orang yang mandiri. Tidak harus menjadi orang yang selalu berada di zona nyaman, orang yang saling berketergantungan tetapi jika kita bisa lakukanlah, kita juga memiliki tujuan kita masing - masing. Di SMA ini banyak sekali pelajaran yang dapat diambil dan terdapat juga pengalaman - pengalaman baru yang tidak pernah kutemukan. Entah kebersamaan, keributan, keceriaan, kesedihan, kebahagiaan semuanya ada. Yang selalu menghiasi warna - warni hariku setiapku bersekolah, dan tidak pernah memberiku rasa kebosanan tetapi membuatku selalu bersemangat untuk sekolah. Waktu pertama kali aku masuk SMA rasanya membosankan tetapi setelah pembagian kelas dan jurusan rasanya berubah menjadi menyenangkan.
                        1
Namaku Rara. Anak yang baru daftar untuk jadi adik kelas baru disekolahku. Dipagi hari ini aku bersiap - siap untuk sekolah. Aku bangun lebih pagi dari biasanya, aku sangat semangat untuk hariku sekarang tetapi hatiku juga deg - degan karena sekarang pembagian kelas dan jurusan. Tidak menyangka aku bisa masuk ke sekolah yang aku inginkan. Aku berharap aku masuk jurusan MIPA. Â Ku kenakan pakaian putih abuku yang baru dan semua perlengkapanku yang masih baru, sudah biasa bukan setiap tahun ajaran baru penampilan pun harus baru. Setelah siap aku berpamitan kepada orang tuaku dan meminta doa kepada orang tuaku agar aku masuk ke jurusan MIPA dan mendapatkan teman - teman yang baik. Teman - teman yang akan selalu bersama untuk menemani 3 tahun ini.
Setelah sampai disekolah banyak sekali orang - orang yang sepertiku, memakai perlengkapan serba baru. Aku langsung menghampiri teman - teman SMP ku karena aku hanya kenal dengan mereka belum berkenalan dengan yang lain. Bel pun sudah berbunyi dan menunjukan bahwa seluruh siswa bersiap untuk mengikuti upacara bendera. Setelah selesai, kami pendatang yang baru diminta untuk tidak membubarkan diri dulu terlebih dahulu karena setelah ini akan diumumkan pembagian kelas dan jurusan. Huhh dadaku berdebar, detak jantungku sudah tidak karuan yang aku lakukan hanyalah berdoa dalam hati.
Guruku mengumumkan melalui mik upacara dan satu persatu teman SMP ku sudah terpanggil. Perasaanku sudah mulai tidak karuan, aku takut apabila aku tidak masuk jurusan MIPA. Kakiku semakin lemas aku tidak kuat untuk berdiri, aku berjongkok dengan kepala tertunduk,tangan kudekap didepan dadaku, dan aku terus berdoa dalam hatiku. Akhirnya  namaku terpanggil aku masuk MIPA, aku sangat senang dan rasanya ingin menangis bahagia.
Dengan semangat aku langsung berdiri dan menghampiri teman - teman baruku. Setelah semua pembagian kelas dan jurusan sudah diumumkan, kita pun diarahkan untuk memasuki ruang kelas untuk perkenalan. Setelah dikelas, aku bertemu teman - teman baruku dan mukanya sangat asing bagiku. Tetapi terdapat 1 orang yang tidak asing di wajahku,ternyata aku sekelas dengan teman SMP ku namanya Senjani. Kitapun duduk bersama dan teman - teman yang lain pun sudah mendapat pasangan masing - masing untuk duduk. Tidak lama kemudian datanglah wali kelasku kita melakukan perkenalan satu sama lain. Setelah saling menyapa, wali kelasku membentuk pengurus organisasi kelas dan aku mengajukan untuk menjadi sekretaris. Setelah itu kita pulang karena waktu pembelajaran belum dimulai.
                       2
Kembali lagi kita kesekolah, dengan nuansa baru dan teman - teman yang baru. Pembagian jadwal pelajaran pun sudah dibagikan dan aku sangat terkejut karena pelajaran yang sangat banyak dan jauh dari dugaanku.
"Aku harus menyampul buku tulis lagi nih" kataku dalam hati.
Gurupun masuk ke kelasku sesuai dengan mata pelajaran di jadwal tetapi, kita tidak langsung belajar melainkan berkenalan dulu seperti biasanya. Bel istirahat pun berbunyi aku dan teman - teman ku segera berlari ke kantin karena perutku sangat lapar sekali. Dan banyak sekali kantin yang terdapat disekolahku sampai - sampai aku bingung harus pergi kemana. Dengan cepat aku mengambil apapun yang aku mau setelah itu kita kembali lagi ke kelas kita untuk makan. Tidak sengaja aku menabrak seseorang yang aku tidak kenal, karena sangat rusuh sampai - sampai aku tidak melihat wajahnya dan meminta maaf.
Aku segera menghabiskan makanan yang sudah aku beli. Rasanga sekarang aku sudah kenyang dan perutku sudah tidak meminta - minta makanan lagi. Bel pun berbunyi kembali menandakan waktu istirahat sudah berakhir, aku segera membersihkan sampah - sampah bekas makananku dan kembali duduk rapih di meja bangkuku. Oh iya aku selalu duduk di barisan kedua dari meja guru dan bangku kedua, itu adalah tempat favorit ku pada saat ku bersekolah entah itu SD,SMP, dan sekarang SMA.
Gurupun saling bergantian lagi masuk untuk memperkenalkan diri. Rasanya sudah bosan menyebutkan nama,tempat tinggal, dan asal sekolahku tetapi, dengan begitu teman - teman dan guruku akan mengetahui aku. Lama kelamaan akhirnya kita semakin akrab dan dengan kemajuan teknologi ini kita semua pasti sudah tau tentang sosmed. Kita saling follow - menfollow instagram, saling menukar no telepon dan membuat grup whatsapp kelas.
Semakin hari kita semua semakin akrab dan mempunyai teman masing - masing atau istilah sekarang itu bersquad. Tetapi kita tidak saling egois melainkan squad disini membuat grup untuk kelompok belajar. Kita semua saling berbaur satu sama lain. Squadku terdiri dari aku, Senjani, Alya, dan Meldi. Kita berempat selalu bersama, mereka duduk dibelakangku bangku ketiga.
                       3
Sepertinya sifat penampilan SMP ku terbawa ke SMA. Dengan lengan baju ku lipat, dengan kerudung jiponku dan kaos kaki pendekku sudah lengkap ku pakai. Tidak lupa jam tangan, aku adalah anak yang harus ada jam tangan yang menempel di lenganku, kalau tidak seperti ada yang hilang.
Setelah berjalannya waktu aku dekat dengan kakak kelasku, kita dekat karena awal MPLS dimulai. Namanya Kak Aldo. Anak kelas 11 MIPA . Tidak ada kegiatan yang dilakukan selain chatan,video call dan bertemu di sekolah. Disekolah kita saling menyapa dan bertebar senyum. Tidak lama kemudian dia pun nge chat
"Ra, udah makan?"
"Belum kak" kataku
" kak Aldo tunggu di kantin ya".
kak Aldo mengajaku istirahat bareng. Dan akhirnya aku pun beranjak dari tempat duduku dan berjalan menuju kantin.
Sesampainya dikantin kita makan bersama, kak aldo yang mentraktirku. Setelah kita beres makan kak Aldo bercerita dan aku pun siap untuk mendengarkannya.
"Ra waktu istirahat kemarin ada orang yang nabrak kaka"
"Wahiya kak, siapa? "
" gatau ga keliatan mukanya, bawa makanan banyak sampe coklatnya ada yang jatuh"
Aku melamun dan berbicara sendiri "kayanya orang yang nabrak kak aldo aku deh, soalnya coklat ku hilang"
"Kenapa ra". kak Aldo mengejutkanku dan untungnya perkataanku tidak terdengar olehnya
"Hah gapapa kak, ohh kasian ya kak" dan aku pun tidak memberi tahu kak aldo karena aku tersipu malu.
Setelah makan kita kembali ke kelas masing - masing
Ia memberiku banyak pelajaran, ia juga yang merubah tampilanku menjadi lebih baik lagi. Dengan keesokan harinya aku berdandan rapi dengan kerudung berciput, lengan baju kukancingkan, dan kaos kaki kubeli baru yang panjang. Sudah siap semuanya akupun bersikap untuk berangkat sekolah.
Setelah sampai didepan gerbang sekolah,betapa terkejut nya aku melihat sosok dia menjaga di gerbang sekolah. Oh iya kak Aldo adalah pengurus OSIS di sekolahku. Malu rasanya aku berjalan mendekatinya tetapi, mau gimana lagi hanya itu jalan masuk ke sekolahku. Dengan rasa malu aku berjalan sambil menutupi wajahku sedikit menggunakan topi upacara. Setelah berpapasan dia tersenyum padaku, aku hanya tersipu malu dan membalas senyumnya. Langkahku semakin cepat, mukaku sepertinya sudah seperti tomat karena malu ini.
Upacara akan segera dimulai, para pengurus OSIS merapihkan dan mengurus barisan. Dan dia mengatur barisanku rasanya hatiku berdebar tapi, aku hanya menunduk. Tanpa aku sadari dia berada di sampingku dan menyapaku.
 " hey, nunduk mulu belum waktunya mengheningkan cipta kali "
akupun terkejut dan bilang " ehh iya kak, kok kaka ada disini ? "
 " iya aku pemimpin pasukan barisan kamu" katanya
 "Oh iya kak" jawabku.Â
Perasaanku semakin tidak karuan, hatiku berdebar dan menjadi salah tingkah.
                       4
Tidak terasa 1 tahun pun sudah berlalu. Kini aku naik kelas 11, sudah menjadi kakak dari adik kelas 10 ku dan menjadi adik untuk kakak kelas 12ku. Dan harus sudah menjadi contoh yang baik untuk adiknya. Oh iya hubunganku dengan kak Aldo semakin renggang karena ada orang ketiga. Walaupun kita belum jadian tapi rasanya menyakitkan. Waktu dimana kita hampir setiap hari chattan sekarang sudah jarang. Rasanya seperti ada yang hilang, walaupun dia menyebalkan. Dia sekarang sudah tidak dekat lagi denganku dan dekat dengan orang ketiga itu.
Aku  memang menganggap dia hanya sebagai kakakku sebagai sahabatku. Terakhir kali bertemu dia pada saat pagi hari, sebelum bel sekolah berbunyi. Ia memintaku untuk bertemu. Ia datang bersama temanya dan aku meminta temanku untuk menemani saat bertemu dia. Kita datang dari arah yang berlawanan dan bertemu di satu titik pertengahan. Dengan saling berhadapan tiba - tiba ia memberiku sebuah kalung yang sangat cantik, dengan berwarna perak dan berliontin love yang bergantung di kalung tersebut. Aku bingung apa artinya ini.
 " ini apa? " kataku
" kalung"
 " iya aku tau ini kalung tapi buat apa?
 " buat kamulah, udah bentar lagi bel masuk" Dia langsung pergi sambil tersenyum
Semakin bingung aku dan heran, kenapa dia tiba - tiba memberiku ini? Itulah kata - kata yang terus muncul dipikirinku. Baru saja aku duduk dibungkuku tiba - tiba ada whatsapp masuk dan muncul di layar ponselku.
" dipakai yah jangan lupa " langsung ku keluarkan kalung itu dari saku bajuku dan meminta temanku untuk memasangkannya dileherku. Setelah kupakai, langsung kubalas whatsapp dari dia
" udah" Â kataku
" bagus, terus dipakai ya jangan lupa"
" iya" Â Â Â
Dan sekarang aku tau apa artinya ini. Mungkin ini adalah kenang - kenangan dari dia sebelum kita tidak dekat lagi. Sudah kulupakan dia, tetapi tidak lupa ada teman - teman yang selalu mensupport ku. Kelas 11 ini tugas semakin numpuk dan dengan tugas sudah membantuku melupakan dia. Aku sekarang fokus dengan tugas dan teman - teman ku.
                         5
Setelah berjalannya waktu, aku kembali dekat dengan adik kelasku. Namanya Adit. Anak kelas 10 IPS. Jago nyanyi dan main gitar. Hari - hariku selalu diisi chattingan bersama dia, karena terlalu sering sampai kita akrab satu sama lain. Setelah beberapa minggu dekat, dia merencanakan sesuatu yang aku tidak tahu. Pada saat itu, Â dia meminta bantuan teman - teman kelasku. sepulang sekolah Meldi lari terbirit - birit dan berteriak
"Raaaaa, Adit berkelahi ra"
"Hah, gamungkin mel Adit bukan orang yang kaya gitu"
"Serius Ra, Adit berkelahi sama Dimas di taman sekolah"
Aku pun langsung berlari ke taman sekolah dengan hati yang syok dan terkejut.
Tidak kusangka dan tidak kuduga disana tidak ada yang berkelahi, melainkan ada teman - temanku dan Adit. Adit menyatakan perasaannya padaku. Dan teman - teman sekelaku mendukungku dan adit. Ia membawa setangkai bunga mawar merah yang cantik dan sebuah coklat. Iya memberikanya padaku sambil mengungkapkan perasaannya. Hatiku sangat berdebar, etah mimpi atau apa ini rasanya mengagetkan. Adit menungguku dan aku harus segera memberi ia jawaban.
"Iya". Jawabanku.
Aku langsung mengambil bunga dan coklat yang diberikan Adit. Teman - teman sekelas ku pun sangat berisik menyorakin kami. Setelah itu Adit mengantarku pulang kerumah.
Dengan jarak kelas kita yang lumayan jauh, kita bertemu hanya dikantin maupun di masjid. Dengan kalimat yang sama kalau kita berpapasan di masjid yang ia tanyakan adalah
" udah sholat?"
" udah " jawabku.
Dengan usilnya dia selalu menghalangi jalanku pada saat aku akan kembali ke kelas. Karena sudah melihat mukaku yang kesal dia segera menyingkir dan tersenyum tepat di hadapan mukaku.
"Jangan kesel gitu dong, nanti tambah jelek loh"
" ihh apaan si nyebelin banget deh" aku sudah sangat kesal
"Udah ah jangan marah gitu, silahkan jalan tuan putri" Adit berusaha membuat moodku kembali
Aku segera berjalan kearah kelas dan berkata
" duluan ya" kataku
"iya hati hati " katanya.
"Hati hati kaya yang mau kemana aja" kataku dalam hati.
Entah kenapa setiap kali bertemu dia pasti aja ada hal yang selalu membuatku senyum - senyum sendiri. Pasti ada tingkah lucu yang selalu ia buat.
Tiap malam menjelang maghrib ku pastikan nama dia tidak akan muncul di layar whatsapp ku. Karena jadwalnya dia setelah sholat maghrib langsung mengaji dan akan aktif kembali setelah pukul 20.00 dengan spam nya. Seketika aku menyalakan data sesuler ku, notifikasinya akan terus berbunyi karena dia akan terus menspamku sampai aku membalasnya. Ketika aku balas selalu ada kata ini disetiap dia spam "rindu" kata yang sudah tidak asing lagi didengar oleh telingaku.
Dia sudah tau bahwa aku selalu sedang mengerjakan tugas sekolahku. Jika dia ada tugas kita mengerjakan bersama dan yang duluan beres nunggu sampai salah satu diantara kita selesai juga. Dia yang selalu mengerjakan lebih cepat dibandingkan aku  karena tugasku memang selalu lebih banyak. Dan tingkah kebiasaannya dia saat nunggu aku nugas adalah ketiduran. Sudah sering sekali dia begitu dan aku pun memakluminya. ia harus tidur cepat untuk bangun lebih pagi dan berangkat sekolah. Jarak dari rumahnya ke sekolah lumayan jauh itulah alasannya kalo dia harus bangun lebih pagi. Ketika tidak ada tugas dia selalu main gitar dan menyanyikanku. Dan selalu meminta request lagu yang aku suka. Setelah itu, dia akan mencoba menyanyikannya.
                       6
Keesokan harinya, pada saat kunyalakan data selulerku muncul nama dia di layar ponselku. Entah mengapa dia selalu menspam sampai hp ku terus berbunyi. Ku biarkan saja karena sebelum aku membuka layar hp ku pasti sudah ku tahu apa pesan yang dia kirim.
 "Maaf ketiduran" sudah kutahu pasti itu
Aku hanya tersenyum dan menjawabÂ
" iya gapapa"
 selalu saja kalimat - kalimat itu yang selalu menghadiri pagiku.
Kita berjumpa lagi disekolah, berjalan melewati gerbang bersama dan berpisah pada satu titik. Dimana kelasku dan dia berbeda. Dengan kalimat perpisahan semangat belajar, kita berjalan saling berlawanan arah. Disekolah yang kita lakukan kalau tidak bertemu ya video call diwaktu istirahat. Mau dia berkata apapun tidak akan terdengar karena suara anak - anak kelas ku yang berisik dan jawabanku hanya "iya,iya saja " walaupun tidak tahu apa yang ia katakan.
Dengan melihat wajahmu saja aku sudah senang. Tidak bisa kalo sehari saja tidak chattan. Tapi dia pasti mengerti ketika sedang belajar maupun jam pelajaran dimulai. Dia adalah orang yang pengertian, mungkin orang lain akan tidak sabaran ketika jarang chattan maupun tidak bertemu. Kita saling mengerti satu sama lain.
Tidak terasa Penilaian Akhir Sekolah (PTS) disekolahku akan segera dimulai. Kita sibuk untuk belajar beberapa minggu kedepan. Meskipun jarang chattan tetapi kita sempet untuk menulis beberapa kalimat di layar ponsel kita. Dan seperti biasa dia yang selalu menungguku untuk belajar, ujung - ujungnya pasti dia ketiduran lagi. Hari PAT pun dimulai. Rasanya deg - degan sekali, pengawas pun masuk memasuki ruang kelasku sambil membawa kertas soal. Soal pun dibagikan ke masing - masing siswa. Soal demi soal sudah ku kerjakan dengan teliti. Setelah selesai aku mengumpulkan ke pengawas.
                        7
Sudah beberapa hari ini kita fokus dan fokus untuk PTS. aku sangat sibuk hingga jarang memegang ponselku. Tapi, tidak lupa juga aku selalu mengabari dia walaupun hanya beberapa kalimat saja. Dia pun pasti sudah tau apabila alu tidak aktif whatsapp.
Untuk menghiburku dia selalu menyanyikan beberapa lagu, hingga akupun terus mengulangi lagu - lagu yang selalu ia nyanyikan padaku. Untuk menemaniku di saat malam yang dingin. Kata yang selalu terbayang dipiranku tentang dia adalah "rindu". Seperti biasa aku berangkat pagi kesekolah untuk PTS hari terakhir. Rasanya sudah lelah tapi aku harus terus semangat.
Bel pun masuk pun berbunyi kembali menandakan PTS akan segera dimulai. Seperti biasa aku mengerjakan soal demi soal dengan teliti. Setelah selesai, aku mengumpulkanya ke pengawas. Bel pulang pun berbunyi. Aku berdiam dulu sebentar di tempat duduku, rasanya melelahkan sekali. Otakku serasa mau meledak. Setelah itu aku berjalan keluar kelas menuju pulang.
Setelah keluar dari gerbang sekolah, tidak lama kemudian ada orang yang berjalan mengikuti. Karena perasaanku tidak enak, aku segera mempercepat langkah kakiku. Langkah kaki itu semakin cepat mengejarku sampai - sampai tanpa aku sadari ada orang yang sudah berada tepat dipinggirku. Seketika ada suara yang membisikan telingaku
"hay rindu"
aku langsung menoleh ke arahnya dan ternyata itu Adit. Hampir aja jantungku copot.
"Kenapa cepat - cepat, kaya dikejar hantu aja"
" ihh kamu aku kira siapa, mengagetkan saja"
"iya ini aku tenang aja, udah ada aku kok aman "
dasar pasti aja dia membuatku suka tertawa sendiri, kita berjalan pulang bersama dan kita mengobrol disepanjang jalan.Â
"Gimana susah ga? " Adit bertanya mengenai PAT
"ya begitulah,lumayan hehe" jawabku
 "tadi pelajaran apa aja?" dia juga bertanya tentang  mata pelajaran yang tadi aku kerjakan
 " ekonomi,prakarya. PJOK"
"ohh gitu"
setelah sampai dipertigaan kita berpisah karena arah rumah ku dan Adit berbeda.
"Hati - hati ya" salam perpisahan yang kita ucapkan bergantian.
                       8
Setelah waktu terus berjalan, setelah kita sudah melakukan hal apapun bersama. Ada hal yang terjadi pada kita berdua, semakin hari hubungan kita semakin renggang. Aku yang menjauh, aku yang salah. Mungkin dia bingung dengan sikapku yang seperti ini yang membingungkan, mengkhawatirkan dan membuat ia terus menghubungiku beberapa kali.
Telepon dari dia sudah lebih dari 15 kali dan pesan dari dia sudah banyak yang tidak kubalas. Aku bingung harus bagaimana. Hubunganku renggang akibat ulahku. Dia mengira aku menduakan dia dengan Marvel. Padahal dia hanya temanku. Akibat keegoisanku dan pasa saat itu aku sedang banyak sekali pikiran. bukan saja tentang dia, tetapi tantang masalah lain juga terutama sekolah. aku tidak mau ambil ribet aku langsung ingin mengakhiri hubunganku. Kata - kata itu dengan cepat terlintas dipikirinku.
Setelah ku pikir - pikir rasanya tidak akan baik juga apabila aku terus begini, mendiamkan dia. Setelah itu aku ambil keputusan pada malam hari. Layar ponsel kunyalakan kembali, dan kubalas kata demi kata.
 " dit aku baik baik saja". Kalimat yang pertama kubalas
" aku mengkhawatirkanmu, kamu menghilang tidak ada kabar"
" iya maaf dit, dit ada yang mau aku bicarakan. Tapi nanti malam pukul 20.00 aku on kembali ya"
setelah itu ku matikan layar ponsel ku dan aku merenung. Entah mengapa aku sangat bingung, apa yang aku lakukan benar atau salah. Aku terus merenunginya. Tidak terasa waktu pun sudah menunjukkan pukul 20.00 kunyalakan layar ponsel kembali, dan aku tau pasti dia sudah menungguku. Ku telepon dia, Â dengan suara yang tidak berhenti dia terus menanyakan kabarku. Aku hanya terpujur kaku hanya satu kata yang ku sampaikan
"aku baik baik saja"
Setelah itu aku langsung mengatakan yang sesungguhnya.Â
" dit, kayanya hubungan kita sampai disini aja, kamu juga udah ga percaya sama aku"
" loh kok kamu langsung ngomong kaya gitu? Kan kita bisa omongin baik baik ra"
" maaf dit ini keputusanku, aku pamit dit"
setelah itu kumatikan telepoku disimpan jauh - jauh dariku. Setelah itu air mataku berlinang dengan deras rasanya berat dan sakit sekali meninggalkan dia, tapi entah mengapa aku melakukan keputusan ini dengan cepat.
                      9
Setelah beberapa minggu  kedepan aku harus sudah mulai terbiasa tanpa kehadiran Adit. Aku berangkat sekolah seperti biasa. Tetapi, saat aku berjalan keluar rumah ada seseorang dengan motornya yang sedang menungguku. Kulihat dan ku perhatikan dari kejauhan ternyata itu Adit. Aku bingung harus bagaimana, tidak lama kemudian Adit melihatku dan langsung menghampiriku.
"Ra kamu kenapa sih"
"Dit kok kamu ada disini, kan aku udah bilang dit semalam"
"Iya tapi aku masih bingung Ra kenapa kamu tiba - tiba begitu"
Ketika kita sedang berbincang tiba - tiba ibuku keluar dari rumah dan melihat kami berdua. Ibuku tidak tahu bahwa aku sudah putus dengan Adit dan akupun tidak mau cerita kepada ibuku. Biarkan masalah ini aku yang menyelesaikannya sendiri.
"loh kok ada Adit Ra? Bukannya disuruh masuk"
"Iya bu " jawabku singkat
Adit langsung menghampiri ibuku dan menyalaminya
"Iya bu mau jemput Rara"
" eh engga bu, aku naik ojek online saja bu" alasanku agar tidak diantar oleh Adit
"Loh kok gitu ra, kasian Adit udah kesini jauh - jauh. Udah sama Adit aja lagian udah siang ini nanti kesiangan loh" ibuku terus memaksaku agar aku ikut bersama Adit
"Iya bu kita pamitan dulu ya bu" Adit langsung berpamitan kepada ibuku dan menyuruhku naik ke motornya
"Yaudah bu Rara juga berangkat dulu ya bu" dengan terpaksa aku menaiki motor Adit
"iya ra dit hati - hati ya, dit jangan ngebut -_ ngebut ya" ibuku berpesan pada Adit
" iya bu siap"
Kami pun berangkat menuju sekolah. Yang kami lakukan dijalan hanyalah berdiam - diam saja, tidak ada kata - kata yang keluar dari mulut kami berdua. Ketika sudah sampai sekolah aku langsung turun dari motor Adit dan mengucapkan terimakasih setelah itu aku langsung pergi. Entah tidak sopan atau apa yang pasti aku sedang berusaha untuk menghindari Adit.
ketika masuk kelas teman - temen sekelasku pun langsung menghampiriku.
" kamu kenapa ra, kok mata kamu sembab begitu" kata alya
"Iya ra, kamu kenapa, cerita aja pada kita" jani dan meldi saling bergantian menanyaiku
"Ra kenapa kamu putus sama Adit"
"Ra kamu ada masalah sama apa sama Adit?"
Banyak pertanyaan teman - temanku yang tidak aku mau jawab
" aku baik - baik saja, sudahlah jam pelajaran akan segera dimulai" jawabku singkat karena aku tidak mau untuk menceritakannya
Mereka pun kembali duduk ketempat mereka masing - masing dengan pikiran yang masih bertanya - tanya tentangku. Entah mengapa akupun selalu memikirkanya. Tetapi harus ku lupakan dia,karena dia sudah bukan milikku lagi. Setelah beberapa hari ini, mereka semua mulai merasakan ketidakhadiran Adit bersamaku. Terus dan terus menanyaiku. Tetapi, tidak aku jawab. cepat atau lambat pun mereka semua pasti sudah tau keadaanku. Dan mereka semua pasti akan mengerti. Hanya merekalah sekarang yang selalu mensupportku dan meyemangatiku.
                       10
Aku harus bisa melupakannya. Kebetulan sekali sebentar lagi sekolahku mengadakan study tour, lumayan bisa untuk merefreshkan pikiranku. aku dan keempat sahabatku sangat sibuk untuk mengurus study tour. Banyak perlengkapan yang harus kita siapkan entah itu pakaian, makanan,bekal dan lainnya. Kesibukan itu membuatku semakin lupa akan dia. Oh iya aku pun juga sibuk di kelas karena aku merupakan pengurus kelas yang harus mengurus dan mengondisikan teman - temanku.
Teman - teman sekelasku ingin membuat baju kelas, yang melambangkan simbol kelas. Dan agar memudahkan juga bertemu disana. Karena disana kita bakal terpisah - pisah. Yasudah kami pun saling menyatakan pendapat untuk membuat desain baju kelas.
Setelah mendapat keputusan akhirnya kitapun sepakat untuk membuat baju berwarna merah marun. Setelah sepakat kami pun segera membuatnya ke tempat baju. Pada saat yang lain sudah bubar aku terdiam dan melamun tiba - tiba meldi datang mengagetkanku.
" woy, move on kali jangan mikirin dia terus"
"ihh ngaco. siapa yang lagi mikirin dia so tau banget deh"
 " ya terus mikirin siapa?"
 " mikirin baju kelas"
" huh dasar bisa aja ngelesnya"
" Paan sih udah ah ayo pulang bentar lagi hujan"
Kami berdua pun langsung meninggalkan kelas dan berjalan menuju pulang.
                       11
Hari study tour pun telah tiba. Aku dan keempat sahabatku berjalan menaiki bis sambil membawa barang - barang ditanganku. Entah itu koper, tas jinjing, tas gendong, bantal leher wah rasanya aku seperti mau pindahan dan pergi jauh saja. Setelah itu kita jalan menuju bromo. Gunung yang sangat aku ingin kunjungi. Sampai disana ingin kuteriak sekencang - kencangnya untuk melepaskan beban pikiran dan menghilangkan penat.
Diperjalanan, kita sangat asik sekali menikmati pemandangan yang kita lalui. Teman - teman kelasku yang kocak,heboh,lucu bisa mencairkan suasana keheningan di bisku.
"Hey itu yang lagi galau sini nyanyi bareng" kata Mail. Semua mata langsung tertuju padaku
"Ihh apaan engga ah, sok kalian aja biar aku yang mendengarkanya" jawabku
"Ayo dong ra" Mail tetap memaksaku
Teman - teman sekelasku pun langsung meneriaki namaku. Aku langsung ditarik Mail untuk bernyanyi di bis dan aku pun langsung diberi mik sambil berduet dengannya. Rasanya sangat senang bila kita berkumpul bersama.
Karena sudah kelelahan kita semua pun tertidur. Tidak terasa kita telah sampai dihotel. Kita istirahat dulu dihotel untuk mandi,bersih-bersih,makan dan lainnya setelah itu kita akan melanjutkan perjalanan lagi ke tempat tujuan utama kita. Tidak sabar rasanya aku ingin melihat gunung bromo itu.
"anak anak siapkan barang bawaan kalian sebentar lagi kita akan sampai ke tempat tujuan kita" salah satu guruku menyuruh kami untuk bersiap siap
"baik bu" dengan serentak kami langsung menyiapkan barang bawaan kami.
Dengan udara yang sejuk kulangkahkan kakiku keluar bis dan menikmati udara segar di pagi hari itu. Tidak menyangka aku bisa datang kesini, kulangsung lari mendekati gunung tersebut.
" heyyyy tunggu jangan main lari aja dong" jani meneriakiku dari belakang
"Ayo cepetan sini, lambat sih kamu" teriaku dari kejauhan
Kuterus berlari dan terus berlari. Sampai disana aku berteriak sekencang - kencangnya
"aaaaaaaaaaaaaaa"Â rasanya sangat lega sekali
Kita disana berfoto kelas bersama, berkumpul bersama. tidak lupa kami memakai baju kebanggaan kami si marun. Aku tidak menyadari bahwa aku memiliki teman - teman yang sangat baik padaku dan seru. Kebersamaan ini semoga selalu terjaga sampai nanti.
                       12
Setelah pulang dari bromo rasanya aku cape sekali. Aku beristirahat untuk beberapa hari ini untuk memulihkan keadaanku. Sepertinya disana aku terlalu bersemangat sampai tidak mengontrol badanku. Aku tidak masuk sekolah, karena badanku panas dan pegal pegal. Sudah 3 hari aku belum masuk sekolah. Dan tiba tiba terdengar suara pintuÂ
"tok tok tok assalamualaikum Rara"
Suara rombongan itu sudah tidak asing lagi ditelingaku, suara yang selalu kudengar setiap hari olehku. Ibu ku membuka pintu dan ternyata teman - teman sekelasku datang menjengukku. Aku sangat terkejut, entah mengapa mereka tidak mengabariku dulu terlebih dahulu apalagi mereka datang sekelas, rumahku menjadi penuh dengan kehadiran mereka.
Mereka membawakanku banyak sekali makanan bahkan sampai ruangan kamarku penuh padahal aku cuman sakit biasa. Senang rasanya memiliki teman seperti ini selalu solidaritas, peduli satu sama lain, aku menjadi terharu. Setelah itu mereka pulang pamitan kepada orang tuaku satu persatu. Sudah seperti halal bi halal saja dirumahku.
" pokonya besok sekolah, jangan diem terus di atas kasur, bosen liatnya juga" kata salah seorang temanku.
" iya, aku besok langsung sekolah" kataku
" sip bener ya kita semua tunggu kamu di sekolah"
 " iya sip"
Entah mengapa kehadiran mereka kesini membuatku langsung sembuh dan semakin semangat.
                      13
Tidak terasa karena sudah mau akhir semester kita semua sibuk dengan ujian - ujian, terutama praktek. Aku menjadi ketua di beberapa kelompok. Sebentar lagi ujian praktek bahasa indonesia akan dimulai kita pun terus berlatih dan berlatih.
 " ayo ra fokus belajar, semangat, lupain yang dulu, fokus sama impianmu" aku menyemangati diriku sendiri
H - 2 pun sudah datang kita sibuk untuk mendekor ruangan tetapi terjadi beberapa konflik antara kelompokku dan kelompok Ayu .Kita saling beradu omong dan beradu pandang. Teman - teman yang lain pun sudah berusaha untuk melerai kami berdua. Kita pun saling egois satu sama lain. Kita berantem karena wilayah, yang seharusnya itu wilayah tempat tampilku sama kelompok mereka terpakai sedikit. Tetapi walaupun sedikit tetap saja kita kesempitan, kan sudah dikasih wilayah masing masing. Setelah itu moodku hancur aku jadi malas melanjutkanya dan aku pergi ke taman sekolah seorang diri. Tidak lama kemudian teman kelompok ku datang menghampiriku.
 " ra ayo kita lanjutin, jangan sama - sama keras kepala ra"
 " engga kalian aja, aku sudah malas"
"ayo dong ra, nanti dekor kita ga beres - beres masa ketuaya ada disini, ayo dong ra"
iya juga sih seorang ketua mempunyai tanggung jawab yang besar
Dengan terpaksa aku kembali ke tempat dekorku. Kelompok ayu datang menghampiriku
" maap ya ra kita sudah egois, hanya mementingkan kelompok kita saja"
Rasanya enggan sekali aku menerima maaf nya tetapi, setelah ku pikir - pikir aku juga sudah egois apabila tidak memaafkannya. Setelah itu kita pun mendekor bersama dan dengan kebersamaan kerja pun semakin cepat. Itu lah senangnya teman - teman kelasku tidak lama kalo marahan pasti sudah langsung maaf - memaafkan lagi.
"iya kan kalo gini enak ya kan?" Alya menyeletuk dan Meldi pun ikut - ikutan.
                      14
Keesokan harinya kita support satu sama lain untuk ujian praktek ini. Rasanya deg - degan sekali. Dan alhamdulillah kita sekelas mendapat penilaian yang baik dari guru kita. Rasa senang itu kita lampiaskan dengan foto studio sorenya. Kita pun sepakat untuk memakai baju kelas yaitu si marun baju kesayangan kita. Setelah itu kita berpamitan untuk pulang kerumah kita masing - masing. Setiap ada acara apapun itu si marun itu pasti kita pakai karena menurut kami si marun itu simbol kebersamaan kita.
Setelah kita melalui kelas 11 ,kita sudah naik kelas 12 dan tidak terasa kita akan segera lulus meninggalkan sekolah kita tercinta ini , kita sudah sangat sibuk menghadapi kelas 12 ini tetapi kita akan selalu bersama menghadapinya suatu ketika setelah beres PAS ( Penilaian Akhir Semester ), sekolah mengadakan class meeting atau perlomabaan basket antar kelas dan aku bersama teman - temanku mewakili kelas dan laki - laki pun membuat satu tim lagi.
Karena aku merasa bahwa belum maksimal akhirnya tim basket kita latihan sepulang sekolah, cuacanya mendung dan tidak memungkinkan akhirnya kita sholat terlebih dahulu dan setelah itu kita melanjutkan latihan lagi. Tidak lama kemudian hujan turun dengan sngat deras dan kita pun meneduh di bangunan sekolah. Setelah hujan agak reda kita melanjutkan lagi latihan dengan membuka sepatu atau menyeker karena lantai lapangan licin dan basah. setelah kita latihan lagi, hujan turun lagi tetapi tidak terlalu deras dan kita pun melanjutkan latihan kita dengan hujan - hujanan dan itu seru sekali sampai akhirnya kita semua masuk angin bersama dan sudah tidak memungkinkan untuk latihan kita pulang tepat pukul 17.00 sore.
                      15
Setelah itu hari dimana tanding pun dimulai dan kita memakai lagi si marun baju kelas kebanggaan kita dan kita yakin bahwa kita bisa. Setelah pertandingan tadi kita semua kembali latihan pulang sekolah untuk memaksimalkan tim kita. Setelah latihan hujan pun turun kembali tetapi tidak deras hanya gerimis sedikit saja setelah itu kita latihan kembali.
Tidak lama kemudian ada orang lain yang menimbrung tim kita, dia masuk ke tim ku. Pada saat aku sedang loncat untuk memasukan bola ke ring tidak sengaja kakiku terpeleset dan aku hampir terjatuh tetapi ada orang yang menahan ku, orang itu adalah Aldi. Kita belum kenal sebelumnya . tetapi entah kenapa dia membuat hatiku berdebar. Apakah ini cinta pada pandangan pertama. Setelah itu kita saling beradu pandang dan menjadi salah tingkah
"makasih" kataku
"Iya sama - sama. Hati - hati lantainya licin" katanya
Kita pun langsung melanjutkan latihan kembali.
keesokan harinya kita bersiap - siap untuk melawan tim lawan. Tidak lupa si marun akan selalu kami pakai. Aku dan timku langsung mulai untuk bermain basket. Dari kejauhan ada seseorang menyemangatiku
"Semangat raaa kamu pasti bisa"
Aku langsung menoleh ke arahnya dan ternyata itu Aldi. oh iya Aldi sekarang suka ku panggil Hujan karena insiden yang pernah terjadi kemarin
"makasihhh" aku langsung berteriak kearahnya
Sampai - sampai aku tidak menyadarinya bahwa semua mata di lapangan tertuju pada kami berdua. Aku pun tersipu malu dan langsung melanjutkan permainan kembali. Setelah itu aku semakin tambah semangat bermain. Akhirnya kita bisa sampai lanjut babak final tetapi insiden pun terjadi diantara tim basket putri kami yaitu jari ku terkilir terkena bola dan membengkak besar sampai tidak bisa dikepal tangan ku. kecemasanku mulai datang aku bingung antara harus melanjutkan atau meninggalkan. Aldi langsung berlari kearahku.
"Kenapa jarinya ra?"
Aku langsung menunjukanya kepada Aldi
"Loh kok bisa ra?" Aldi mencemaskanku
"Iya tadi terkilir kena bola"
Aldi langsung membawaku ke UKS dan langsung mengobatiku.
karena support teman - teman marunku dan Aldi. aku pun memaksakan untuk ikut kembali karena aku kapten dari timku. tetapi insiden terjadi lagi yaitu anggota kami tubrukan sama tim lawan  yang membuat ia cedera, alhasil kita pun sangat bingung. Tidak menyerah kita pun dengan seadanya melawan tim lawan dan akhirnya kita juara ke 4 ada rasa kecewa ada  tetapi dipikir kembali bahwa kita sudah sejauh ini udah luar biasa dan membahagiakan, dengan kebersamaan kita dan tim. Tim laki - laki  dengan juara ke 3.  Alhasil kita mendapat 3 hadiah,2 piagam dan 1 piala itu sangat membanggakan untuk kami. Aldi langsung datang menghampiriku dan memberiku selamat
"Selamat ya ra kamu udah hebat sejauh ini"
Tidak lupa ia juga memberi selamat kepada teman - temanku
" iya makasih ya di kamu juga udah selalu support aku"
Teman - teman sekelasku pun langsung mencomblangi kita berdua
"Di jagain Rara ya jangan buat dia galau lagi" Alya berusaha menggodaku
" iya siap" jawab Aldi dengan sigap
"Ihhh tiba - tiba" kataku yang tersipu malu.
 Aku sangat bangga memiliki teman - teman seperti mereka walaupun kadang kita suka ada masalah tapi kita bisa dengan dewasa menyelesaikan masalah tersebut dan akupun sangat bersyukur memiliki teman - teman seperti mereka. Aku gatau, apa bisa menemui teman - teman  seperti mereka lagi yang saliing membantu, saling menghargai, saling bertoleransi,saling kompak, saling peduli dan rame sekali. Itulah mereka kelas yang sangat kompak dengan aku beri julukan MARUN yang menemani disaat aku tinggal disekolah kutercinta yaitu masa SMA atau dikenal dengan masa Abu abu dan disitulah terlahir MARUN ABU - ABU Ku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H