Mohon tunggu...
Ratih NurFauziyah
Ratih NurFauziyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

life begins with writing

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Marun Abu-Abu

9 Februari 2020   13:15 Diperbarui: 9 Februari 2020   13:27 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"ohh gitu"

setelah sampai dipertigaan kita berpisah karena arah rumah ku dan Adit berbeda.

"Hati - hati ya" salam perpisahan yang kita ucapkan bergantian.
                                              8
Setelah waktu terus berjalan, setelah kita sudah melakukan hal apapun bersama. Ada hal yang terjadi pada kita berdua, semakin hari hubungan kita semakin renggang. Aku yang menjauh, aku yang salah. Mungkin dia bingung dengan sikapku yang seperti ini yang membingungkan, mengkhawatirkan dan membuat ia terus menghubungiku beberapa kali.

Telepon dari dia sudah lebih dari 15 kali dan pesan dari dia sudah banyak yang tidak kubalas. Aku bingung harus bagaimana. Hubunganku renggang akibat ulahku. Dia mengira aku menduakan dia dengan Marvel. Padahal dia hanya temanku. Akibat keegoisanku dan pasa saat itu aku sedang banyak sekali pikiran. bukan saja tentang dia, tetapi tantang masalah lain juga terutama sekolah. aku tidak mau ambil ribet aku langsung ingin mengakhiri hubunganku. Kata - kata itu dengan cepat terlintas dipikirinku.

Setelah ku pikir - pikir rasanya tidak akan baik juga apabila aku terus begini, mendiamkan dia. Setelah itu aku ambil keputusan pada malam hari. Layar ponsel kunyalakan kembali, dan kubalas kata demi kata.

 " dit aku baik baik saja". Kalimat yang pertama kubalas

" aku mengkhawatirkanmu, kamu menghilang tidak ada kabar"

" iya maaf dit, dit ada yang mau aku bicarakan. Tapi nanti malam pukul 20.00 aku on kembali ya"

setelah itu ku matikan layar ponsel ku dan aku merenung. Entah mengapa aku sangat bingung, apa yang aku lakukan benar atau salah. Aku terus merenunginya. Tidak terasa waktu pun sudah menunjukkan pukul 20.00 kunyalakan layar ponsel kembali, dan aku tau pasti dia sudah menungguku. Ku telepon dia,  dengan suara yang tidak berhenti dia terus menanyakan kabarku. Aku hanya terpujur kaku hanya satu kata yang ku sampaikan

"aku baik baik saja"

Setelah itu aku langsung mengatakan yang sesungguhnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun