"makasih" kataku
"Iya sama - sama. Hati - hati lantainya licin" katanya
Kita pun langsung melanjutkan latihan kembali.
keesokan harinya kita bersiap - siap untuk melawan tim lawan. Tidak lupa si marun akan selalu kami pakai. Aku dan timku langsung mulai untuk bermain basket. Dari kejauhan ada seseorang menyemangatiku
"Semangat raaa kamu pasti bisa"
Aku langsung menoleh ke arahnya dan ternyata itu Aldi. oh iya Aldi sekarang suka ku panggil Hujan karena insiden yang pernah terjadi kemarin
"makasihhh" aku langsung berteriak kearahnya
Sampai - sampai aku tidak menyadarinya bahwa semua mata di lapangan tertuju pada kami berdua. Aku pun tersipu malu dan langsung melanjutkan permainan kembali. Setelah itu aku semakin tambah semangat bermain. Akhirnya kita bisa sampai lanjut babak final tetapi insiden pun terjadi diantara tim basket putri kami yaitu jari ku terkilir terkena bola dan membengkak besar sampai tidak bisa dikepal tangan ku. kecemasanku mulai datang aku bingung antara harus melanjutkan atau meninggalkan. Aldi langsung berlari kearahku.
"Kenapa jarinya ra?"
Aku langsung menunjukanya kepada Aldi
"Loh kok bisa ra?" Aldi mencemaskanku