" dit, kayanya hubungan kita sampai disini aja, kamu juga udah ga percaya sama aku"
" loh kok kamu langsung ngomong kaya gitu? Kan kita bisa omongin baik baik ra"
" maaf dit ini keputusanku, aku pamit dit"
setelah itu kumatikan telepoku disimpan jauh - jauh dariku. Setelah itu air mataku berlinang dengan deras rasanya berat dan sakit sekali meninggalkan dia, tapi entah mengapa aku melakukan keputusan ini dengan cepat.
                      9
Setelah beberapa minggu  kedepan aku harus sudah mulai terbiasa tanpa kehadiran Adit. Aku berangkat sekolah seperti biasa. Tetapi, saat aku berjalan keluar rumah ada seseorang dengan motornya yang sedang menungguku. Kulihat dan ku perhatikan dari kejauhan ternyata itu Adit. Aku bingung harus bagaimana, tidak lama kemudian Adit melihatku dan langsung menghampiriku.
"Ra kamu kenapa sih"
"Dit kok kamu ada disini, kan aku udah bilang dit semalam"
"Iya tapi aku masih bingung Ra kenapa kamu tiba - tiba begitu"
Ketika kita sedang berbincang tiba - tiba ibuku keluar dari rumah dan melihat kami berdua. Ibuku tidak tahu bahwa aku sudah putus dengan Adit dan akupun tidak mau cerita kepada ibuku. Biarkan masalah ini aku yang menyelesaikannya sendiri.
"loh kok ada Adit Ra? Bukannya disuruh masuk"
"Iya bu " jawabku singkat
Adit langsung menghampiri ibuku dan menyalaminya