Mohon tunggu...
Rangga Aris Pratama
Rangga Aris Pratama Mohon Tunggu... Buruh - ex nihilo nihil fit

Membaca dan menulis memiliki kesatuan hak yang sama, seperti hajat yang harus ditunaikan manusia setelah makan dengan pergi ke toilet setiap pagi.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Makhluk Tamak Yang Namanya Tidak Boleh Di Sebut

28 Januari 2022   14:30 Diperbarui: 19 Maret 2022   11:31 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
daniel-gregoire-tkr3hrdxdrk-unsplash-min

Seni dekorasi dan kebudayaan baris-berbaris sebagai pijakan karya-karya brilian berikutnya. 

Industri film, industri fashion dan gedung-gedung dan pabrik-pabrik semuanya larut dalam kegairahan. Seluruh negeri berbenah untuk kemakmuran.

Manusia tamak lahir dari setiap lubang kancing pakaian mereka sendiri, kasih sayang berubah menjadi kebinatangan yang mesra dan intens. 

Jagat dunia menjadi riuh dengan penciptaan serba baru, revolusi berbuih di segala lini. Jaman itu menamai dirinya sebagai The Roaring Twenties. Manusia-manusia tamak terus tumbuh saling merajai antara satu dengan yang lain. 

Jagat ikut bersuka cita karena perang yang memporak-poranda kandung badannya tidak berlangsung lagi.

Tubuh jagat kini menjadi lebih berkilau dan lebih padat dari sebelumnya, tanah-tanah di lumuri aspal, gedung gedung kokoh, alat-alat praktis tercipta dengan ukuran sebesar hunian manusia.

Hiburan -hiburan berterbangan seperti debu, aktor-aktor mulai mempelajari cara berbohong yang meyakinkan.

       Tidak lama setelah itu perang kembali muncul di permukaan dengan sapuan gelombang yang lebih dahsyat dari sebelumnya.

Jagat kembali riuh oleh peperangan, dan bahkan manusia-manusia tamak mencipta nuklir yang dapat membunuh ratusan juta jiwa manusia dengan sekali menekan tombol.

Kelompok-kelompok mulai terbentuk untuk saling beradu kebolehan. Tidak terhitung banyaknya jiwa manusia di tumbal-kan di altar persembahan perang dunia. 

Bahkan yang selamat ikut menyumbangkan anggota tubuh mereka sewaktu di pertempuran, sebelah kaki, betis, tangan, hanya kepala yang tidak hendak mereka sumbangkan, karena tanpa isinya manusia tidak dapat di sebut sebagai manusia lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun