Jagat yang kita huni telah menyesuaikan dengan penipu panggung yang ulung ini yang memenangkan peran tamak beratus-ratus tahun lalu, mereka ini telah hafal setiap kata dalam skrip drama mereka bahkan semenjak mereka longsor dari kandungan ibu-ibu mereka.
Jika kalian ikut mencoba menjadi tamak sekarang ini bukankah itu hanya sia-sia dan menyakiti belaka?. Bukankah lebih bijak mencoba untuk menikmati sisa umur dan mencari manfaat dari serpihan diri sendiri, barang kali dapat membantu kalian berpijak di jalan yang lurus saat melintasi kawah neraka.
Meskipun kalian mampu menaikan level tamak kalian 0,001 derajat lebih tinggi dibandingkan kemarin, tentu kalian akan lebih ketakutan dari yang sebelumnya.
Bagaimana bisa meminta pengampunan tuhan dengan derajat yang seperti itu sementara di separuh jagat yang lain ada manusia yang kalian telantarkan terpelihara bersama penderitaan mereka sendiri." Kata roh leluhur yang mengamati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H