"Temani aku tidur siang dong."
"Oh, boleh, boleh, tapi harus siap kuganggu ya." seringai nakal Rey itu langsung dibalas Joy dengan remas gemasnya.
Rey yang hobi masak sudah menyiapkan semua hidangan yang disukai Joy, dan mereka makan dan minum dengan asyik di pantai berpasir putih bersih menghadap ke lautan biru maha luas.
"Ini jauh lebih baik daripada berlibur ke resor bintang lima ataupun ke segala tempat terkenal di seluruh dunia." Joy merasa begitu bahagia hingga hampir menangis haru.
"Ya, sebaiknya kita selamanya saja tinggal di sini, bagaimana?" usul Rey dengan nada serius. "Beranak pinak di sini hingga pulau kecil ini dipenuhi anak-anak kita berdua?"
"Uh, terus terang, aku belum tahu apa aku siap jadi ibu yang baik. Aku begini tomboy." malu Joy.
"Pasti kau bisa." Rey yang lebih suka anak-anak tersenyum. "Anak-anak kita laki-laki semua biar ganteng sepertiku?"
"Waduh, aku nanti tak bisa main masak-masakan dong." protes Joy.
"Main denganku saja. Nanti kuajarkan beberapa resep masakan kesukaanku."
"Uh, bukan tentang main masak-masakannya. Tentang ingin punya anak. Apakah aku calon ibu yang baik? Dulu aku tak begitu berminat tentang dunia anak, kecuali gambar-menggambar tentu saja."
"Kau pasti bisa. Kita belajar sama-sama ya. Hei, anaknya belum ada, perlu kita 'buat' dulu kan?" goda Rey lagi.