"Kalau begitu, kita mandi bareng saja?" Rey berhenti melangkah.
"Ba, ba, bareng saja?" Joy lagi-lagi dibuat tersipu.
"Tidak mau?" Rey menggenggam kedua tangan istrinya.
"Mau.." aku Joy malu-malu kucing.
Danau itu tak begitu dalam, airnya hanya setinggi dada orang dewasa. Joy malu-malu menceburkan diri, airnya bening dan hangat, segar menyapa kulitnya yang gerah. Di belakangnya, Rey menyusul.
"Hati-hati, di danau ini masih ada buaya." ujarnya serius.
"Bohong kamu." Joy merasa deg-degan, karena ia belum terbiasa ditatap dari belakang seperti ini walau oleh suaminya sendiri.
"Gak bercanda, itu buayanya. Joy, hati-hati!"
"Mana, mana?"
Lagi-lagi Rey menunjuk ke satu arah, membuat Joy spontan berbalik hingga dada mereka beradu. "Uhh, ini.." Rey pun jadi kaget sendiri, tapi ia merasakan ditabrak sesuatu, atau tepatnya dua, bagian depan tubuh wanita yang lunak dan empuk.
"Rey jahat." Joy tanpa sadar malah memeluknya, hingga mereka berdua berangkulan dalam air tanpa ada jarak semilimeterpun, dan kulit basah mereka bertemu.