"Seperti mimpi bisa sedekat ini denganmu." Rey merasa tubuhnya bergetar hebat walau tak kedinginan. Diambilnya dagu Joy dan diciumnya bibir merah merekah itu dengan mesra, "Berduaan tanpa ada apapun yang menghalangi kita." ucapnya lagi.
Saling berpeluk, mereka terus memadu bibir hingga hampir saling menggigit. Menjelajah dagu hairless, leher mulus dan jakun Rey yang menonjol, Joy sungguh suka. Begitu pula sang pangeran beruntung yang baru meminang 'putri' tomboy yang diam-diam bertubuh indah, yang takkan pernah ada bosannya minta ditelusuri dengan jemari dan matanya, bagaikan taman yang indah.
Berduaan di dalam air, lagi-lagi selanjutnya terserah mereka. Tak ada yang berhak mengusik, hanya alam diam-diam menikmati pemandangan yang tersaji indah, menjadi saksi bisu yang hanya bisa menahan ingin dan iri.
"Ayo, mandi." Joy pun deg-degan bukan main, karena apa yang mereka baru alami itu sungguh nikmat rasanya minta diulangi lagi.
"Kumandikan kamu, dan kamu mandikan aku." bisik Rey dengan suara rendah yang paling seksi, yang selalu membuat telinga Joy merinding.
"Tanganmu mesti diborgol. Terlalu jahil, Rey."
"Wah, mau dong, pasrah diapakan saja olehmu seharian." bukannya takut, Rey malah menantang Joy.
"Sebal sebal sebaaal." Joy sekali lagi mencoba kabur dari Rey, tapi suaminya tak mau kalah. Dan akhirnya entah sampai kapan acara 'main air' itu baru selesai, sudah lewat jam makan siang.
"Lapar juga ya. Yuk, kita makan! Kusiapkan makanan terlezat untuk kita." Rey tampak segar kembali setelah mereka balik ke pondok.
Pasangan pengantin baru itu sekarang berbusana santai saja, toh tak ada seorang lainpun di pulau itu.
"Setelah itu, kita tidur siang." Joy menguap.
"Kau hobinya tidur melulu. Ingat sekarang sudah ada aku, suamimu."