Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

(18+) Honey to the Moon (5): Di Bawah Air Mengalir

28 Januari 2021   07:21 Diperbarui: 28 Januari 2021   09:16 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Koleksi karya @wiselovehope

Belum pernah seumur hidupnya, Joy merasakan sesuatu seperti yang ia rasakan sebelum 24 jam lalu, sebelum bersama Rey dalam arti bersama sedalam-dalamnya. Ada rasa gembira, bercampur malu nan begitu nikmat memabukkan bagaikan candu. Tak bisa lepas lagi dan hanya ingin selama mungkin merasakannya, mencobanya lagi, memutar ulang sensasi itu hanya berdua dengan Rey.

"Ayo, ambil handukmu, atau kimonomu. Kita ke sana berdua, mau mandi pagi enggak?" Rey sedikit gemas karena Joy agak lambat berpikir. Ditariknya ujung selimut yang menutupi tubuh istrinya, hingga Joy akhirnya menjerit panik dan menarik balik selimut itu, karena sungguh, masih malu banget walau semalam mereka sudah lalui berdua entah berapa kali. Tapi di terang benderang seperti pagi menjelang siang ini, kok Joy masih segan.

Rey tersenyum simpul tak mau marah, namun juga tak mau kalah. Ia menyelinap masuk dan menyergap Joy di dalamnya.

"Uh, gemas, nakal kamu, lepaskan aku! Nanti aku teriak lho." Joy geregetan juga, tapi malah membuat Rey bertambah senang, malah jadi ingin lagi seperti semalam.

"Tapi senang kan?" goda sang suami sambil menggelitiki Joy yang masih polos dan belum mandi itu, dan di bawah selimut itu mereka lagi-lagi bereksplorasi sepuasnya. Joy mau marah tapi tak jadi, malah dengan buas ditariknya kimono tidur Rey hingga akhirnya baik selimut maupun kimono itu jatuh ke pasir putih di bawah peraduan mereka.

Bercinta di bawah mentari terang benderang menjelang siang, sungguh luar biasa rasanya. Mereka hampir lupa mandi, padahal sudah hampir jam makan siang.

"Uhh, dasar Rey pangeran kecil yang manis tapi nakal, nakal, nakal, nakal! Menyebalkan, awas nanti aku balas waktu mandi. Tunggu saja giliranmu." wajah Joy merah merona sehabis mereka melakukan 'permainan dadakan' itu, sementara Rey masih memeluknya hangat. "Biarin aja, kan sudah kubilang, cowok baby face itu imut tapi diam-diam bisa sangat berbahaya."

Tak lama, keduanya berjalan bergandengan bersama ke 'tempat mandi' yang Rey tadi sebutkan. Ternyata di tengah-tengah hutan kecil hijau di pulau kecil terasing di tengah lautan biru Evernesia itu, terdapat sebuah mata air alami dengan danau kecil berair sejuk jernih dengan air terjun yang mengalir cukup deras. Seperti di kolam-kolam renang mewah, hanya saja ini masih alami betul. Joy jadi tak sabaran mau berendam sekaligus menyiram diri di bawah derasnya air terjun yang luarbiasa mengundang itu.

"Eh, siapa duluan? Lady first?" Joy memohon.

"Ya sudah, aku tunggu di sini saja." Rey pura-pura pergi menjauh, "Janji aku takkan mengintip."

"Kan kita sudah saling lihat, apa lagi yang perlu kita rahasiakan?" Joy keheranan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun