Walaupun takdir mengatakan ia harus bahagia, tapi tetap saja ia tak ingin berdamai dengan kebahagiannya itu. Apalagi harus berpura-pura bersedih untuk menutupi kebahagiaanya itu. Tentu saja semua orang tak akan mudah percaya. Begitu pula sebaliknya ia tak bisa menyakinkan mereka untuk percaya padanya bahwasanya dirinya sangat bersedih.
Di atas rooftop, dibiarkan angin malam meniup rambut panjangnya.
Petugas satpam gedung yang pada saat itu berkeliling jaga malam mendapati ia berdiri di sana.
“Mbak, ngapain berdiri di sana?”, tanya Si Satpam.
“Saya ingin bunuh diri, Pak.”
Si Satpam celingak-celinguk. Barangkali ada kamera tersembunyi sedang merekam mereka berdua.
"Mbak, mau bikin konten YouTop, ya? Supaya viral.”, tanya Si Satpam.
“Bapak enggak melihat dengan mata dan kepala bapak sendiri, kalau saya ingin loncat dari atap gedung ini?”
“Bukan begitu, Mbak. Bukannya saya enggak percaya. Tapi merasa aneh saja melihat Mbaknya yang sebahagia ini, kok, memilih bunuh diri.”
“Ini adalah kebahagiaan terakhir dari saya yang bisa Bapak saksikan. Selamat tinggal, Pak.”
“MBAAAKK!!!!!”