***
“Dari apa yang saya dengar dari cerita anda, saya tidak menangkap anda sedang bersedih atau bahkan depresi.”, kata psikolog itu.
“Secara fisik saya memang terlihat sangat bahagia. Tapi sebenarnya saya sangat bersedih dan depresi saat ini.”
“Apakah anda sedang berusaha memanipulasi keadaan dengan berpura-pura bersedih?”
“Tidak. Saya tidak berpura-pura atau bahkan memanipulasi keadaan. Sungguh. Saya benar-benar bersedih.”
“Bagaimana saya bisa memercayai anda begitu saja, sedangkan saya melihat fisik dan mental anda terlihat sangat bahagia hari ini.“
“Tapi…”
“Itulah ciri-ciri psikopat!”
***
Seakan-akan ia dikutuk oleh kebahagiannya sendiri. Sehingga, seiring berjalannya waktu dari kebahagiaan itu sering mengakibatkan terjadinya kesalahpahaman antara ia dengan orang-orang sekitar yang ditemuinya. Itu yang membuat ia kerap merasa bersedih lantaran mereka tak dapat melihat di balik kebahagiannya itu, sesungguhnya ada suatu kesedihan dalam dirinya. Mereka terlanjur silau oleh kebahagiaannya dan buta akan kesedihan yang mereka tak sanggup melihatnya.
Betapa pun ia amat-sangat bersedih dengan kebahagiaannya. Ia tak menginginkan kebahagiaaan yang ia sendiri tak bahagia. Tapi, mana mungkin juga ia bisa menyingkirkan kebahagiaan yang muncul secara alamiah itu dalam dirinya.